Daerah

Pandemi Batasi Ruang Siswa, Guru Diajak Kembangkan Ruang Imajinasi dengan Cerita Islami

Azizah Ma'ruf Amin

Azizah Ma'ruf Amin

Lumajang (Kemenag) --- Pandemi di Indonesia yang berlangsung hampir dua tahun, berdampak pada kualitas pembelajaran seiring terbatasnya ruang gerak siswa. Karenanya, guru dituntut memiliki metode khusus dalam mengajar, salah satunya dengan mengembangkan pendekatan bercerita.

Hal ini disampaikan Puteri Wakil Presiden RI, Siti Nur Azizah Ma’ruf Amin dalam acara Bimtek Cerita Islami (Ceris) yang digelar Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lumajang Provinsi Jawa Timur, Rabu (14/7/2021) kemarin.

Menurut Azizah, saat ini guru bukan hanya dituntut pandai beradaptasi dengan teknologi. Lebih dari itu, guru juga harus mumpuni dalam inovasi metode mengajar agar sesuai dengan kondisi belajar siswa pada masa pandemi. Guru harus bisa bercerita secara menarik, minimal secara lisan, akan lebih baik lagi secara tulisan. Karya cerita dalam bentuk tulisan ini akan menjadi penanda kemajuan zaman.

“Dengan tantangan keterbatasan ruang gerak kita saat ini, sesungguhnya merupakan kesempatan terbaik bagi para penulis cerita untuk unjuk diri membangun ruang imajinasi. Disaat para siswa tersandera belajar di rumah dan tidak boleh kemana-mana, maka waktunya kita menjemput mimpinya dengan cerita-cerita inspiratif menuju ruang imajinasi yang luasnya tiada tara," kata Azizah.

"Pun dengan adanya genre cerita Islami (ceris), kita berkesempatan membantu mereka mempersiapkan masa depannya secara optimis dan gemilang," sambungnya.

Azizah menekankan pentingnya merawat imajinasi anak dengan mengutip kata-kata Albert Einstein yang masyhur bahwa: _“Imagination more important than knowledge”._ Imajinasi itu lebih penting dari pengetahuan. Imajinasi itu tidak dibatasi ruang fisik. Dia lebih luas bahkan mungkin tak terbatas. Bila pengetahuan hanya melangkah, maka imajinasi mengajak kita melompat jauh ke depan. Karenanya merusak imajinasi anak dapat disamakan dengan upaya merusak masa depan bangsa.

“Kita mesti menitipkan imajinasi kolektif bangsa ini kepada anak-anak Indonesia melalui cerita-cerita yang baik dan berkualitas. Titipkanlah rasa cinta, keberagaman, kebersamaan, kemanusian, dan semangat menjaga lingkungan kepada anak-anak Indonesia dalam setiap kata yang ditulis. Melalui Cerita Islami pun kita bisa menyisipkan pesan moral penting keberagamaan yang lebih sejuk dan rahmatan lil ‘alamin, bukan membakar semangat kebencian dan kekerasan yang bisa merusak persatuan”, lanjut founder SNA Initiative ini kepada ratusan peserta Bimtek Cerita Islami di Lumajang.

Dalam acara yang dihadiri Bupati Lumajang Thariqul Haq, Azizah menyarankan agar para penulis cerita lebih mengenal ragam kecerdasan anak secara psikologis. Misalnya teori kecerdasan majemuk yang dikembangkan oleh seorang psikolog perkembangan dan professor pendidikan dari Graduate School of Education, Harvard Univercity, Amerika Serikat Howard Gardner, mengajarkan kita bahwa setiap anak memiliki potensi kecerdasan yang berbeda-beda. Ada kecerdasan berhitung, gerak tubuh, bahasa, interaksi dengan alam raya, interaksi dengan manusia, musikal, dan lain sebagainya yang harus dilayani dalam naskah cerita yang berbeda.

“Ceris dapat menjadi panggung imajinasi anak Indonesia. Sehingga meskipun mereka memiliki jenis kecerdasan yang berbeda, mereka diharapkan dapat menikmatinya. Kelihaian seorang penulis cerita akan diuji di sini. Semoga saja peserta bimbingan teknis (bimtek) pada hari ini dapat menghasilkan karya-karya yang berkualitas dan legendaris. Sebab cerita-cerita yang berkualitas sangat penting dalam membentuk karakter bangsa dan sumberdaya manusia Indonesia yang unggul," ungkap Siti Nur Azizah menutup argumentasi.


Editor: Dodo Murtado

Daerah Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua