Nasional

Pengagum Pers Barat Harus Membangun Kebebasan Beradab

Semarang, 14/02 (Pikda) - Kalangan pengagum pers barat harus membangun kebebasan beradab yang selalu dikendalikan prinsip-prinsip hak, kewajiban azasi, dan diilhami semangat religi, sehingga pemuatan karikatur Nabi Muhammad SAW yang digambarkan sebagai teroris tak akan terjadi lagi. "Masyarakat beradab, khususnya pengagum pers barat sudah saatnya membangun kebebasan beradab dengan mempertimbangkan prinsip hak azasi dan religi," kata anggota Komisi VIII DPR RI, H Ahmad Thoyfoer MC di Semarang, Selasa.

Menurut dia, skandal pers barat atas nama sebuah kebebasan telah melakukan fitnah, kebohongan, dan penghinaan besar terhadap Nabi Muhammad SAW dalam bentuk 12 karikatur yang mengundang kemarahan dunia Islam, sehingga hal itu bisa menjadi peringatan dan pelajaran bagi mereka yang selama ini menjadi pengagum pers barat dengan kebebasannya.

Ia mengatakan, para pengagum pers barat banyak yang berusaha ingin mengimpor dan mempraktikkan prinsip kebebasan ala pers barat di Indonesia, terbukti dengan adanya penyajian ulang karikatur itu di media dalam negeri yang berbuntut adanya protes dari berbagai kalangan. Kalangan masyarakat beradab di dunia tidak pernah lupa bahwa sebelum pers barat sampai pada puncak kebebasan, yaitu fitnah, kebohongan, dan penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW. Mereka telah menodai kebebasan dengan secara gencar membangun opini, memfitnah, dan menyebarluaskan kebohongan terhadap tokoh dari berbagai bangsa, katanya.

"Cukup banyak tokoh dunia dan bangsa yang menjadi korban dari kegiatan pers barat mulai dari Libya, Iran, Syria, dan Irak, sedangkan Indonesia tak ketinggalan dipublikasikan sebagai sarang terorisme," katanya. Dia mengatakan, kebebasan pers barat yang selalu didengungkan ternyata identik dan penuh dengan kebebasan untuk memfitnah, kebebasan berbohong, melampiaskan kecongkakan, dan kerakusan untuk mencapai ambisinya.

Kebebasan yang sebebas-bebasnya atau kebebasan tanpa batas ternyata hanya akan melahirkan kegoncangan maupun kekacauan. "Masihkah kita menganggap pers barat segala-galanya, jika mereka melakukan fitnah, kebohongan, dan penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW," katanya.

Ia mengatakan, sudah sepantasnya jika umat Islam merasa tersinggung, terhina, marah, protes terhadap kebohongan, dan fitnah besar yang dilakukan media massa barat terhadap Nabi Muhammad SAW yang difitnah sebagai teroris.

"Umat Islam memang tidak harus terima, protes, dan marah, bahkan harus menuntut kepada Pemerintah Denmark untuk menghukum warga negaranya yang melakukan fitnah besar terhadap Nabi Muhammad SAW seberat-beratnya, karena mereka telah mengguncangkan, merusak toleransi, menyebarkan permusuhan, dan kebiadaban," katanya.

Namun, katanya, kemarahan tidak perlu sampai menjurus tindakan anarkis atau melampui batas. Apalagi jika sikap anarkis dan melampui batas itu ditujukan pada mereka yang tak bersalah," katanya.(Ant/smt)

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua