Nasional

Peringatan Tahun Baru Islam Tingkatkan Nilai-nilai Agama

*Makassar, 01/02 (Pikda) - Peringatan tahun baru Islam 1427 Hijriah hendaknya menjadi momentum untuk mengintrospeksi diri dalam meningkatkan nilai-nilai ajaran agama Islam, dengan selalu menjunjung tinggi keadilan, kejujuran serta berupaya mensejahterakan umat Islam. "Memperingati tahun baru Islam 1427 Hijriah itu berbagai acara digelar seperti dzikir bersama, namun yang terpenting adalah introspeksi diri dalam membangun Islam yang selalu menjunjung tinggi keadilan, kejujuran, ketakwaan dan kesejahteraan umat Islam itu sendiri," ujar DR Hamka Haq, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel di Makassar, Selasa sehubungan dengan peringatan tahun baru Islam.

Menurut dia, makna hakiki yang harus diemban umat Islam sesuai hadits Rasulullah SAW tentang hijrah, yakni siapa yang hijrah itu dimaksudkan untuk masuk ke jalan Allah dan Rasul-Nya, maka ke jalan itulah yang mereka peroleh. "Dan siapa yang hijrahnya dimaksudkan untuk kepentingan kepentingan dunia saja, maka itupun yang dia peroleh dan siapa yang hijrahnya untuk kepentingan perempuan saja, maka itupun yang dia peroleh," katanya mengutip hadits Rasulullah SAW.

Karena itu, lanjutnya, "hijrah" seseorang itu tergantung niatnya, dimana setiap tahun umat Islam melakukan peringatan-peringatan hijrah. Dengan demikian, kalau memang peringatan itu dimaksudkan untuk kepentingan pengembangan nilai-nilai ajaran Islam, maka itu pula yang diperoleh umat Islam. Sementara menyoal banyaknya peristiwa yang terjadi belakangan ini, mulai dari bencana alam hingga aksi terorisme, ia mengatakan, peristiwa seperti itu memang banyak memunculkan kekhawatiran di kalangan umat Islam, namun dengan persatuan maka semua kekhawatiran itu dapat ditepis. Ia pun mencontohkan, hijrahnya Rasulullah Nabi Muhammad SAW sebenarnya untuk membangun masyarakat di Madinah yang berlandaskan persatuan umat pada waktu itu, bukan hanya umat Islam yang dipersatukan, tetapi juga umat Islam dengan umat-umat beragama lain, disatukan dalam satu negara yang disebut Negara Madinah.

"Jadi intinya, mari kita meningkatkan persatuan, sebab tanpa persatuan, umat Islam akan lemah dan juga akan bisa dipermain-mainkan oleh arus perjalanan dan tuntutan global. Kalau kita tidak hati-hati, maka kita mungkin lebih banyak merugikan umat Islam," tandasnya. Sementara menyoal apa yang mesti dibenahi oleh umat Islam saat ini, ia mengatakan, umat harus mencontoh apa yang telah dilakukan oleh penguasa-penguasa Islam pada zaman klasik yang melakukan transfer ilmu pengetahuan dan teknologi, tanpa melupakan identitas keagamaan. Bahkan Agama Islam dijadikan landasan, kemudian melakukan transfer sain dan teknologi dari Yunani, Persia, India dan Cina kemudian membangun suatu bangsa untuk kepentingan umat manusia.

"Yang harus diteruskan sekarang ini adalah bahwa umat Islam harus mempertahankan nilai-nilai moral, ajaran Islam yang luhur, kemudian mentransfer berbagai pengetahuan dan teknologi yang sementara ini memang diakuasai oleh bangsa barat," kuncinya.(Ant/myd)

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua