Nasional

Perlu Diintensifkan Dialog Untuk Selesaikan Konflik Poso

Palu, 12/12 (Pinmas) - Kepala Kanwil Departemen Agama Sulawesi tengah (Sulteng), Drs Abdul Azis Godal MSi, mengusulkan perlunya mengintensifkan dialog antarkedua komunitas yang ada di Kabupaten Poso, guna mempercepat penyelesaian konflik di daerah itu. "Saya kira masalah Poso bisa terselesaikan dengan cara sering menggelar berbagai dialog atau pertemuan, namun setelah itu harus ada rencana tindak lanjut agar tidak ada terkesan hanya menghabiskan dana," katanya. Pernyataan tersebut disampaikan Azis Godal ketika tampil sebagai narasumber pada acara Dialog AntarPemuda Lintas Agama se-Sulteng di Palu, Selasa. Menurutnya, dialog semacam ini harus melibatkan masyarakat kalangan bawah di Poso, sebab mereka lah selama ini yang paling merasakan secara langsung bagaimana penderitaan yang dialami ketika terjadi konflik komunitas antarumat beragama di daerahnya.

Tapi, lanjut dia, sebaiknya dialog yang akan digagas nanti harus bisa menyumbangkan pemikiran-pemikiran baru, sehingga dapat memberikan pencitraan Poso sebagai daerah yang sudah aman. Ia juga mengatakan, situasi Poso dipengaruhi pula oleh pemberitaan media massa, yaitu apakah masih memandang daerah tersebut sebagai suatu kawasan berbahaya sehingga "orang luar" ketakutan ketika berkunjung ke Poso atau wilayah Provinsi Sulteng lainnya, ataukah sebaliknya. "Saya melihat peran media massa termasuk sangat menentukan dalam memberikan pencitraan terhadap situasi Poso," tuturnya. Azis Godal juga mengatakan, pihaknya hingga kini belum melihat adanya dialog/pertemuan khusus yang membahas soal perkembangan kedamaian di bumi "Sintuwu Maroso" itu, terlebih sampai melibatkan partisipasi kalangan "akar-rumput" padahal mereka sesungguhnya memiliki peran besar dalam merekatkan kembali dua komunitas berbeda di sana.

"Selama ini dialog yang dilaksanakan terkait masalah Poso hanya menyentuh golongan elit, sehingga kurang memberikan dampak berarti bagi menyelesaikan konflik di daerah itu," ujarnya. Ia mencontohkan soal "Pertemuan Malino Untuk Perdamaian Poso" yang digelar akhir tahun 2001. Pertemuan itu, katanya, tidak begitu banyak membantu mewujudkan perdamaian sejati di Poso disebabkan mereka yang hadir hanya para elit politik, pemuka masyarakat, dan tokoh agama. "Saya pikir ke depan perlu diintensifkan dialog yang melibatkan masyarakat Poso sebagai korban konflik," kata dia. Tapi, menurut pandangan Azis Godal, ada beberapa pihak yang mencari keuntungan di balik konflik berkepanjangan di wilayah Poso dan mereka ini terus berusaha membuat kekacauan karena tak ingin melihat Kabupaten Poso menjadi daerah maju. Di sepanjang pantai Poso misalnya, lanjut dia, terdapat potensi minyak bumi dan gas alam yang banyak, akan tetapi hingga kini belum termanfaatkan. Sedangkan di kecamatan Pamona Utara (Poso), Wapres Jusuf Kalla akan membangun mega proyek yang berhubungan dengan sumber daya mineral.

"Jika aparat keamanan terus membiarkan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab itu berbuat onar, sampai kapan pun Poso akan tetap seperti sekarang," katanya.Di hadapan sekitar 100-an pemuda lintas agama yang mengikuti dialog tersebut, Azis Godal mengimbau lembaga-lembaga swadaya masyarakat di dearahnya untuk ikut membantu pemerintah dalam menyelesaikan konflik Poso yang telah berlangsung sejak tahun 1998 dan sudah menelan ribuan korban jiwa. "Berilah semacam tekanan kepada pemerintah atau aparat (untuk menangkap semua pelaku tindak kekerasan), supaya konflik Poso segera terselesaikan dan masyarakat di sana bisa hidup damai," katanya.(Ant/Ims)

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua