Daerah

Permudah Kontrol Layanan Penyuluh Di Daerah, Menag Rilis Simpenais

Jakarta (Pinmas) —- Satu lagi terobosan Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama. Untuk mempermudah akses data keagamaan dan wadah komunikasi antar penyuluh agama, Ditjen Bimas Islam mengeluarkan Sistem Informasi Manajemen Penerangan Agama Islam (Simpenais).

Hari ini, Selasa (03/05), Simpenais resmi dirilis oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di Gedung Kementerian Agama, Jakarta. Rilis ditandai dengan memencet tombol aplikasi secara bersama antara Menag, Dirjen Bimas Islam Machasin, dan Direktur Penerangan Agama Islam Muhtar Ali.

“Apresiasi untuk Ditjen Bimas Islam, setelah sekian lama menunggu, akhirnya lahir juga program ini,” terang Menag.

Simpenais berisi aplikasi e-kinerja yang didesain untuk memudahkan akses data keagamaan berbasis teknologi informasi (IT). Selain itu, Simpenais juga bisa menjadi media komunikasi antara penyuluh. Simpenais juga didesain sebagai sarana monitoring akuntabilitas kinerja harian penyuluh. Sisten ini juga dilengkapi dengan data-data keagamaan berbasis persoalan riil di setiap wilayah yang dientri langsung oleh para penyuluh dengan menggunakan google map (citra satelit). Dengan demikian, diharapkan setiap masalah bisa didiskusikan bersama pemecahannya. Simpenais juga menyimpan data-data penyuluh by name by address dan bisa terkoneksi langsung dengan para pengambil kebijakan.

“Apa yang dihasilkan ini revolusioner. Tidak hanya untuk memudahkan pelaksanaan tugas Ditjen Bimas Islam, aplikasi ini juga wujud dari akuntabilitas kita, sebagai ASN,” tegas Menag.

“Aplikasi ini dapat menjadi sarana bagi media, masyarakat, untuk mengetahui berbagai hal yang ada di Simpenais ini,” tambahnya. Untuk itu, Menag menggarisbawahi pentingnya up date informasi yang tersaji dalam sistem ini sesuai dengan perkembangan. “Karena informasi itu mengalami perubahan, maka updateing harus senantiasa dilakukan,” pesannya.

Selain Simpenais, Bimas Islam juga membuat aplikasi e-Penyuluh yang memungkinkan terjadinya komunikasi antar penyuluh. Aplikasi ini penting karena penyuluh adalah penerang. “Penyuluh kita, baik di Bimas Islam, Buddha, Hindu, Kristen, Katolik, mereka berdiri di garda terdepan Kemenag,” tuturnya.

Menurut Menag, untuk mewujudkan misi meningkatkan kualitas kehidupan keagamaan masyarakat Indonesia yang baik, diperlukan figur, sosok, aktor yang senantiasa menjalankan tugasnya sebagai penerang di bidang agama. Disinilah letak strategis penyuluh. Mereka hidup di tengah masyarakat untuk menjalankan fungsi dan tugasnya memebrikan penerangan di bidang agama.

“E Penyuluh diperlukan agar menjadi sarana untuk saling berkomunikasi, saling memantau, saling berhubungan satu sama lain, agar kinerja mereka semakin baik. Inilah manfaatnya,” tandasnya. (arief/mkd/mkd)

Tags:

Daerah Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua