Nasional

PMKRI: Idiologi Pancasila 1 Juni 1945 Solusi Persoalan Indonesia

Jakarta, 31/5 (Pinmas) - Ketua Umum Presidium Perhimpunan Mahasiswa Katholik Republik Indonesia (PMKRI), Emmanuel Josafat Tular menyatakan, idiologi Pancasila 1 Juni 1945 "galian" Bung Karno sudah merupakan solusi bagi Indonesia yang damai, menghargai keberagaman dan menghormati eksistensi seluruh anak negeri. "Tak ada alternatif ideologi lain bagi Indonesia. Pancasila 1 Juni 1945 yang merupakan hasil galian Bung Karno ini merupakan solusi terakhir. Jika tidak, negeri ini bisa bubar," kata Emmanuel Josafat Tular, Rabu, di Jakarta.

Senada dengan Tular, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Presidium Pusat Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Donny Lumingas, mengatakan, berbagai persoalan bangsa yang muncul belakangan seperti ancaman disintegrasi, sebetulnya diakibatkan semakin banyaknya pemimpin yang melupakan Pancasila. "Upaya kooptasi secara radikal semasa era Orde Baru yang mencampakkan Pancasila 1 Juni di gudang paling belakang telah menjadikan bangsa ini seperti kehilangan identitas dan jati diri sebenarnya," tambah Donny.

Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Kenly Poluan, mengatakan bahwa komitmen generasi baru Indonesia terhadap kebangsaannya harus terus dipertegas.Terkait dengan hal itu, ia mengatakan, pihaknya berinisiatif untuk menggelar Seminar Pancasila 1 Juni 1945 pada akhir pekan pertama Juni 2006 mendatang, "Kegiatan itu untuk mempertegas komitmen generasi baru Indonesia terhadap ideologi kebangsaannya. Jangan lagi generasi baru negeri ini dieksplorasi dan direkayasa menurut selera macam-macam ideologi internasionalisme yang semakin memperpuruk citra kekeluargaan sebangsa," kata Kenly.

Ia menambahkan bahwa seminar itu nantinya juga akan didukung sejumlah komponen organisasi mahasiswa dan kepemudaan tingkat nasional, seperti beberapa organisasi Kelompok Cipayung, termasuk GMNI, GMKI, PMKRI dan juga komponen kepemudaan potensial seperti Hima Budhi."Terpaksa kita konsolidasi lagi. Kalau tidak, akan semakin banyak generasi baru tercerabut dari akar jati dirinya," kata Kenly yang tengah menyelesaikan studi S2 bidang studi politik di Universitas Indonesia itu.(Ant/Myd)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua