Nasional

PRESIDEN: KRISIS KARTUN INGATKAN PENTINGNYA TOLERANSI

Jakarta, 15/2 (Pikda) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan bahwa Islam dan Barat tidak perlu berbenturan dan krisis yang diakibatkan penerbitan kartun Nabi Muhammad SAW oleh sejumlah koran di barat menekankan betapa pentingnya saling menghormati dan toleransi. Dalam artikel yang diterbitkan sejumlah Koran Barat, antara lain International Herald Tribune dan The Age, awal pekan ini, Kepala Negara juga menekankan perlunya masyarakat Internasional bekerjasama untuk meredakan krisis tersebut. Lebih jauh Presiden menulis bahwa kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad SAW yang tidak disukai kaum muslimin di seluruh dunia dan yang muncul pertama kali di sebuah harian Denmark bulan September tahun lalu serta kemudian dimuat ulang di media lain di Eropa masih terus menimbulkan gelombang reaksi bervariasi mulai dari protes damai sampai dengan aksi kekerasan di sejumlah masyarakat muslim. Dalam artikel berjudul "West and Islam Need Not Clash", Presiden menganjurkan bahwa salah satu langkah yang baik adalah dengan berhenti menjustifikasi penerbitan kartun itu sebagai bentuk "kebebasan pers," yang hanya membuat tanggapan dari masyarakat muslim itu makin keras. Langkah lain yang tak kalah penting adalah tidak lagi mereproduksi dan menerbitkan kembali kartun itu yang hanya akan memperpanjang kemarahan, katanya. Menurut presiden bagi kaum non-muslim, citra nabi Muhammad SAW mungkin hanyalah hal-hal yang biasa, namun bagi masyarakat muslim sedunia, itu menyangkut kepentingan spiritual yang sangat tinggi. Selama 14 dasawarsa terakhir, katanya, muslim telah taat pada peraturan ketat yang melarang visualisasi dari Sang Nabi. Jika aturan ini dilanggar dan Nabi dijadikan lelucon, kaum muslimin merasa itu merupakan penghinaan langsung atas agama mereka, tulis Presiden. Sementara, pemuatan ulang atas kartun-kartun itu dengan alasan kebebasan berpendapat merupakan aksi yang tidak peka, kata Presiden. Menurut dia, pemuatan ulang ini juga dapat merugikan demokrasi dan mengirimkan pesan konflik pada masyarakat muslim: bahwa dalam suatu demokrasi, menghina Islam itu diperbolehkan. Pesan ini juga menghancurkan upaya-upaya untuk membuktikan bahwa demokrasi dan Islam dapat berjalan berdampingan, katanya. Sementara kaum Muslimin juga perlu terus diyakinkan bahwa demokrasi juga melindungi dan menghormati simbol-simbol sakral Islam. "Jika tidak, demokrasi tidak akan menarik bagi kaum Muslimin," tambahnya. Krisis kartun ini, katanya, juga berfungsi sebagai pengingat bahwa segala keburukan akan kalah dalam dunia yang penuh toleransi dan ketidaktahuan. Menurut presiden, Barat dan Islam tidak perlu berbenturan dalam suatu krisis peradaban. "Islam telah menjadi agama yang berkembang cepat di sejumlah Negara Barat, termasuk Amerika Serikat. Dunia Barat dan Islam dapat bekerjasama untuk mengembangkan rasa saling menghormati dan toleransi menjadi kebudayaan global," katanya. Masyarakat internasional, menurut presiden, tidak boleh menjadi terpecah akibat krisis itu. "Kita perlu membangun lebih banyak lagi jembatan antar umat beragama, beradab dan berbudaya. Para pemimpin pemerintahan, agama ataupun warga negara biasa dapat berjalan bersama mendukung kebebasan beragama. Mereka dapat mengekpresikan solidaritas dengan mereka yang mempertahankan integritas agama mereka," katanya.(Ant)
Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua