Nasional

PWKI NTB Dituntut Mampu Menjadi Organisasi Handal

Mataram, 17/5 (Pinmas) - Sesepuh Organisasi Wanita Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Ny, Hj Dra Adnin Serinata menyatakan Persekutuan Wanita Kristen Indonesia (PWKI) yang bergerak dibidang keagamaan harus mampu menempatkan diri sebagai organisasi yang handal dan mandiri serta memiliki dedikasi tinggi terhadap daerah, bangsa dan negara. "PWKI harus menjunjung tinggi nilai-nilai luhuh keagamaan dan mengembangkan sikap toleransi serta persatuan dan kesatuan ditengah masyarakat," katanya pada acara HUT PWKI NTB ke 60 di Mataram, Selasa malam. Sebagai kaum wanita tentunya organisasi ini memiliki akses yang cukup luas untuk selalu berinteraksi dan memberikan pengertian-pengertian luhur kepada anak-anaknya ataupun suaminya.

"Sebagai seorang istri dan ibu dalam keluarganya, kaum wanita juga dituntut memiliki kualitas tinggi serta mampu memaknai ajaran agama, sehingga dengan mudah pula ajaran tersebut ditransfer serta diterapkan dala lingkungan keluarganya," katanya. Lebih lanjut Adnin menegaskan bahwa PWKI NTB dalam aktivitasnya selama ini telah menunjukkan eksistensinya yang handal baik dibidang keagamaan maupun sosial kemasyarakatan Organisasi PWKI sangat diharapkan menjadi organisasi yang dibutuhkan masyarakat, termasuk menjadi mitra pemerintah daerah dalam membangun dan memajukan daerah ini.

"Harapan saya, PWKI yang merayakan HUTnya ke 60 kiranya dapat memaknainya sebagai moment untuk introspeksi dan lebih memacu semangat untuk berbuat yang lebih baik," katanya. Pada kesempatan itu, Ketua BKOW (Badan Koordinasi Organisasi Wanita) Nusa Tenggara Barat, Ny.Marwati Thamrin Rayes mengingatkan agar PKWI NTB sebagai organisasi wanita yang bergerak dibidang keagamaan hendaknya lebih antisipatif atas dampak globalisasi. Fenomena yang terjadi sekarang ini sudah nampak secara kasat mata bahwa moral dan etika semakin terkontaminasi oleh kepentingan-kepentingan yang terkadang terlepas dari panduan spiritual. Setiap saat masih terlintas didepan mata perilaku, moral dan etika yang terdegradasi, masih banyak terlihat perilaku barbar dan provokatif yang secara sengaja dan sistematis, sehingga seringkali mengusik ketentraman dan kehidupan.

Lebih lanjut dia menyatakan bahwa harus disadari bahwa menihilkan perbedaan pendapat dan juga kepentingan adalah sesuatu yang mustahil. Tetapi menghargai perbedaan sesuatu kewajaran dan menerima persamaan sebagi perekat kebangsaan bukanlah sesuatu yang sulit dilaksanakan. Untuk itu diperlukan kepedulian semua pihak terutama komponen masyarakat, khsusunya organisasi bernafaskan agama, seperti halnya PWKI NTB. Sebelumnya, Ketua PWKI NTB, Ny,Dra Diana Girsang menjelaskan bahwa oranisasi tersebut terbentuk 60 tahun yang lalu di Solo, tepatnya pada tanggal 28 Februari 1946.

Namun pendirian PWKI NTB baru dilakukan pada 9 April 1995. Dalam menyongsong peringatahnya ke 60, PWKI NTB menyelenggarakan bakti sosial, yakni memberikan sejumlah santunan kepada keluarga kurang mampu, dan juga bantuan bantuan kepada anak-anak kurang gizi di Lombok Tengah. Selain itu, PWKI NTB juga menyelenggarakan seminar pada tanggal 19-20 mendatang dengan mengundang pembicara Ona Tahapati dari Surabaya, sekaligus melaksanakan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR).(Ant/Ba)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua