Daerah

Respon Tantangan Society 5.0, PTKI Diminta Perhatikan Aspek Kemanusiaan

Dirjen Pendis beri kuliah umum di Unwahas, Semarang

Dirjen Pendis beri kuliah umum di Unwahas, Semarang

Semarang (Kemenag) --- Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) harus siap menghadapi revolusi industri 4.0 dan society 5.0 dengan semangat perubahan, profesionalisme, dan memperhatikan aspek kamanusiaan.

Pesan ini disampaikan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Muhammad Ali Ramdhani pada kuliah umum civitas akademika Universitas Wahid Hasyim (UNWAHAS), di Aula Gedung Dekanat lantai 6, Semarang, Rabu (20/4/2022).

“Perguruan Tinggi harus menyiapkan SDM dengan keterampilan mengajar dan melakukan riset-riset sesuai dengan kebutuhan era revolusi industry dan society 4.0,” kata Dhani, sapaan akrabnya.

Di hadapan ratusan mahasiswa, Guru Besar UIN Sunan Gunungdjati Bandung ini mengingatkan, meski revolusi industry 4.0 didukung kemajuan teknologi yang kuat, aspek manusia harus menjadi perhatian utama.

Dhani menganggap Society 5.0 bukan kelanjutan dari era 4.0. “Karenanya kita yang hidup di abad ini harus tetap menjadi profil manusia yang humanis dengan meletakkan kemanusiaan di atas segalanya,” jelasnya.

Dirjen Pendis menerangkan, kemajuan Pendidikan Islam harus memadukan antara perkembangan era industry 4.0 dengan society 5.0. Civitas akademika harus bisa mengendalikan teknologi sebagai penunjang kemajuan umat manusia, namun manusia jangan sampai dijadikan budak teknologi.

“Untuk itu, civitas akademika Unwahas kata Dhani harus menguasai emosional, intelektual, fisikal, sosial, dan humanisme,” ujarnya.

Dirjen Pendis juga berkomitmen untuk memperkuat jalinan kerjasama dengan PTKI, termasuk Unwahas, untuk memajukan Pendidikan Islam, utamanya tri darma perguruan tinggi, pengembangan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.

Rektor Universitas Wahid Hasyim, Mudzakkir Ali, menyampaikan terima kasih atas kehadiran Dirjen Pendis di Kampus Aswaja. Menurutnya, ayahanda dari Dirjen Pendidikan Islam, yaitu Prof. Dr. Cecep Syarifuddin, adalah salah satu tokoh yang ikut andil dalam pendirian Unwahas pada tahun 1999-2001.

“Karena ayahandanya sering ke Unwahas, jadi putranya harus lebih sering dan lebih memberikan manfaat untuk kemajuan kampus NU ini,” harap Mudzakir di sambut tawa peserta kuliah umum.

Turut mendampingi Dirjen Pendis, Ruchman Basori Kepala Subdit Ketenagaan Diktis. Kegiatan diikuti oleh para Wakil Rektor, Dekan, Dosen dan mahasiswa baik luring dan daring dengan dimoderatori oleh Dr. Iman Fadhlah, M.Ag Dekan Fakultas Agama Islam FAI Unwahas.(RB)


Editor: Moh Khoeron
Fotografer: Istimewa

Daerah Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua