Nasional

SENI RELIGI TBJT TAMPILKAN KALIGRAFI LINTAS AGAMA

Surabaya, 31/10 (Pinmas) - Kegiatan kesenian religi yang dilaksanakan Taman Budaya Jawa Timur (TBJT), tahun ini menampilkan kaligrafi lintas agama di Kota Surabaya pada 10 - 15 Nopember mendatang. "Selama ini masyarakat kan lebih banyak mengenal seni kaligrafi itu Arab atau Islam, padahal agama lain atau kelompok masyarakat tertentu juga memiliki tradisi kesenian seperti itu," kata Kasi Penyajian TBJT, Drs Arif Rofik kepada ANTARA di Surabaya, Selasa. Ia menjelaskan, kegiatan yang diselanggarakan bekerjasama dengan Lesbumi NU itu akan menampilkan kaligrafi Arab, China serta dari agama Hindu dan Budha. Beberapa agama lain kemungkinan akan tampil dalam kegiatan itu. "Kegiatan ini kami gelar untuk menampilkan potensi seni religi, sehingga potensi seni semua agama harus dimunculkan. Namun demikian untuk saat ini masih lebih banyak ke arah Islam. Tapi semangat kami tetap untuk kebersamaan dan keragaman," ujarnya. Selain kaligrafi, kesenian religi juga akan menampilkan musik Albanjari, hadrah Ishari dari Pesantren Syaichona Kholil (Bangkalan), teater Lesbumi Gresik, musik Ul-Daul Pamekasan, gambus Tunil Pasuruan dan pembacaan puisi. "Untuk gambus Tunil ini tergolong unik karena selain bernyanyi juga menampilkan unsur teater dengan membawa lakon cerita Umar bin Khatab," katanya. Untuk tahun ini, katanya, kegiatan seni religi juga memberikan workshop kaligrafi dan musik Islami kepada para siswa SMP di Surabaya. Workshop ini akan menghadirkan sejumlah pegiat seni di Surabaya untuk menularkan ilmunya kepada para siswa. "Untuk Setiawan Jodi yang akan mengisi dialog budaya, sampai sekarang tanggalnya belum ditetapkan karena menyesuaikan dengan kegiatan Jodi sendiri. Pada saat pembukaan, kami menampilkan orasi budaya dari Ali Maschan Moesa, Ketua PWNU Jatim," katanya. Sementara Kepala TBJT Pribadi Agus Santoso sebelumnya mengatakan, kegiatan seni religi yang sebetulnya untuk memeriahkan bulan puasa, sengaja diundur menjadi 10-15 Nopember 2006. "Kami undur agar kegiatan kesenian tidak mengganggu kehusyukan orang-orang yang menjalankan puasa, meskipun pelaksanaanya di malam hari," katanya. Selain itu, ia mengemukakan, selama Ramadan sudah banyak kegiatan yang bersifat religi. Karena itu jika TBJT melaksanakan kegiatan tersebut, maka dikhawatirkan tidak banyak mendapat respon dari masyarakat. "Karena suasananya lebaran, maka kegiatan tersebut akan digabung dengan acara silaturrahmi. Setelah lebaran adalah waktu yang cocok untuk menyelenggarakan even tersebut, karena masih kental dengan suasana religi," ucapnya.(Ant/Ims)
Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua