Nasional

Tak Ada Celah hukum Menag RI Ulang Pemilihan Rektor IAIN IB

Padang, 17/7 (Pinmas) - Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) IAIN Imam Bonjol (IB), Fa`jar menyatakan, tidak ada celah hukum bagi Menteri Agama (Menag) RI untuk memaksakan kehendak mengulang pemilihan rektor periode 2005-2009 di perguruan tinggi Islam terbesar di Sumbar itu. "Kami sudah kumpulkan aturan hukum yang mengatur soal pemilihan ulang rektor yakni PP No.60/1999 Pasal 39 ayat 3. Setelah kami pelajari ternyata tidak ada satu ayatpun yang memenuhi persyaratan untuk diulangnya pemilihan rektor IAIN IB," kata Ja`far di Padang, Minggu.Hal itu disampaikanya sekaitan adanya surat Menag melalui Dirjen Pendidikan Islam No.DJ.II/Kp.07.6/536/2006 tanggal 23 Juni 2006 yang meminta rektor melakukan pemilihan ulang calon rektor periode 2005-2009.

Menurut dia, pasal 39 ayat 3 PP No.60/1999 menyebutkan, Menag boleh mengulang pemilihan rektor apabila calon tidak memenuhi persyaratan (point satu) dan proses pengangkatan tidak sesuai aturan yang berlaku (point dua)."Dua point itu tidak terpenuhi, sehingga tidak ada alasan secara hukum bagi Menag RI untuk mengulang pemilihan rektor IAIN IB periode 2005-2009," tegasnya.Karena itu, BEM IAIN menolak tegas rencana Menag melakukan pemilihan ulang rektor, tambahnya.

Sebelumnya, BEM IAIN-IB telah menyampaikan penolakannya melalui surat kepada Presiden RI cq Menang RI dan serangkai unjukrasa ke DPRD Sumbar.Dalam unjukrasa itu, BEM membawa salah satu spanduk berisi tuntutan agar Menteri Agama RI mundur dari jabatannya jika tetap memaksakan pemilihan ulang rektor. Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa IAIN-IB, Herman Suwandi dan Presiden BEM IAIN-IB, Ja`far juga membacakan pernyataan sikap terhadap kondisi di kampus yang dinilai semakin memprihatinkan dan tidak lagi terkendali.Pernyataan sikap itu adalah menolak Pemilu ulang Rektor IAIN-IB periode 2005-2009, segera meng-SK-kan calon rektor terpilih periode 2005-2009, memperjelas status rektor yang sudah habis masa jabatannya.

"Jika tiga tuntutan itu tidak dipenuhi, maka akan terjadi instabilitas di IAIN IB," kata Herman.Pernyataan itu, secara tertulis juga diserahkan BEM IAIN IB kepada ketua DPRD Sumbar, H Leonardy Harmainy yang menerima massa unjukrasa tersebut.DPRD Sumbar selanjutnya membentuk tim untuk mencarikan jalan keluar. DPRD Sumbar juga meneruskan pernyataan sikap BEM kepada Presiden, DPR-RI, Menko Kesra dan Menteri Agama. Kisruh di kampus IAIN telah berlangsung sejak pekan lalu dipicu rencana pemilihan ulang rektor yang ditandai serentetan aksi unjukrasa ke DPRD Sumbar, Kantor Gubernur Sumbar, Kantor Kejati Sumbar dan Kantor Komnas HAM Sumbar.BEM IAIN IB menyatakan pemilihan ulang rektor akan "menciderai" demokrasi di kampus tersebut.

"Kenapa harus diulang, bukankah rektor terpilih dihasilkan melalui proses pemilihan demokratis yang diikuti anggota senat, utusan dosen dan karyawan serta perwakilan mahasiswa," kata Ja`far.Di kampus IAIN akan digelar pemilihan ulang rektor karena hasil pemilihan sebelumnya yang dilaksanakan 25 Desember 2005 dan dimenangi Prof Dr H Nasroen Haroen, hingga saat ini belum dikeluarkan surat keputusan (SK) penggangkatannya oleh Presiden RI. Pada pemilihan 24 Desember 2005, Nasroen Haroen memperoleh 133 suara disusul Prof Dr H Maidir Haroen (109) dan Prof Dr H Yahya Jaya (1) serta sutu suara abstain.Hasil pemilihan itu telah dikirimkan ke Presiden RI melalui Menteri Agama RI untuk dikeluarkan SK bagi pengangkatan Nasroen Haroen sebagai Rektor IAIN Imam Bonjol.

Akan tetapi hingga saat ini, Presiden RI belum juga mengeluarkan SK tersebut dan Menteri Agama RI menyampaikan pemilihan ulang Rektor IAIN Imam Bonjol seperti tertuang dalam suratnya melalui Dirjen Pendidikan Islam No.DJ.II/Kp.07.6/536/2006 tanggal 23 Juni 2006 "Pendapat itu tidak disertai alasan yang kuat mengapa pemilihan harus diulang, atau apa kesalahan yang terjadi pada pemilihan Desember 2005. Ini membingungkan kalangan kampus dan BEM," kata Ja`far. Jika pemilihan ulang digelar, maka akan terjadi benturan antar berbagai pihak, terjadi kevakuman kepemimpinan di IAIN, menghabiskan dana, tenaga dan waktu, tegas Ja`far.(Ant/Myd)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua