Nasional

TANGKAL ISU, TOKOH AGAMA DI MALUKU DIIMBAU BERI PENYEGARAN IMAN

Ambon, 9/11 (Pinmas) - Guna menangkal berbagai isu negatif serta provokasi yang dapat memengaruhi situasi kondusif di Maluku, kalangan tokoh agama diimbau untuk terus melakukan penyegaran iman bagi umatnya. "Peran tokoh agama sangatlah penting dan strategis untuk meningkatkan ketahanan umat sehingga tidak mudah terpancing berbagai isu serta provokasi negatif yang sengaja disebarkan untuk menciptakan konflik baru di Maluku," kata Kakanwil Agama Maluku, Drs. M. Pelupessy, dalam ceramah halalbihalal, Keluarga Besar Kodam XVI/Pattimura bersama seluruh komponen masyarakat di Ambon, Kamis. Pelupessy menegaskan, jika umat dapat memahami dengan benar dan sungguh-sungguh ajaran agamanya, niscaya tidak akan mudah terpancing dengan provokasi dan isu menyesatkan. Ia mengakui ketahanan masyarakat semakin tinggi karena sadar akan pentingnya membina kebersamaan dan persaudaraan yang hakiki antarseluruh komponen masyarakat. Kendati demikian, semua masyarakat diminta untuk tidak lengah dan tetap waspada terhadap setiap upaya provokasi yang dilakukan, serta terus membangun persatuan dan kesatuan dalam bingkai budaya "Pela" dan "Gandong" yang masih kuat dianut dan dipegang di dalam kehidupan bermasyarakat di Maluku. "Peran tokoh agama dan pemuka masyarakat sangatlah besar untuk menciptakan kesadaran antarmasyarakat guna mewujudkan kebersamaan dan persaudaraan yang harmonis di Maluku," katanya. Kesadaran masyarakatSementara itu, Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu, dalam sambutannya, menyatakan keamanan semakin kondusif dan aman ini berkat kesadaran serta dukungan dan kerja keras seluruh komponen masyarakat di daerah ini. "Seberapa banyak pun aparat keamanan disebarkan di seluruh wilayah Maluku, namun jika tanpa dukungan, partisipasi serta kesadaran masyarakat, maka konflik yang menghancurkan berbagai sendi kehidupan di daerah ini tidak akan pernah berakhir," katanya. Kondusifnya keamanan di Maluku memungkinkan Pemprov dan berbagai elemen pemerintahan melaksanakan program pembangunan, terutama rencana strategis pembangunan tiga tahun terakhir (2006-2008). Gubernur mengakui, saat konflik 1999 lalu, pertumbuhan ekonomi Maluku benar-benar "kolaps" dan berada di bawah minus 27,38 persen, namun berangsur-angsur dapat diperbaiki mulai dari tahun 2000 yang turun menjadi -2,52 persen, 2001 (-1,8 persen) dan terus meningkat menjadi tiga persen tahun 2004 dan tahun 2006 diprediksi pertumbuhan ekonominya akan mencapai 5,49 persen. Guna lebih menjamin keamanan di daerah ini, Pemprov Maluku juga terus mendorong peran kebudayaan dan adat-istiadat yang merupakan salah satu basis dan kekuatan pemersatu berbagai masyarakat di daerah ini, melalui pendekatan pranata sosial seperti Pela dan Gandong, Ain Ni Ain, siwalima dan gotong royong untuk membentuk ketahanan masyarakat yang paripurna. Pangdam XVI/Pattimura, Mayjen TNI. Sudarmaidy. S, menegaskan, semboyan "katong samua basudara" (kita semua bersaudara-red) merupakan ikon positif untuk mempersatukan seluruh komponen bangsa di daerah ini. "Kalimat ini mengandung makna sangat besar untuk mempersatukan masyarakat Maluku. Kalimat ini harus dipegang teguh dalam sanubari semua anak Maluku, sehingga tidak mudah dipecahbelah siapa pun," katanya. Pangdam yang lebih banyak menguraikan perkembangan terorisme serta alternatif penanganannya, menegaskan terorisme dalam bentuk apa pun tidak akan mungkin dapat menghancurkan kebersamaan dan persadaraan yang tercipta di Maluku jika ikon "katong samua basudara" dapat dipegang teguh dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.(Ant/Ims)
Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua