Nasional

Terorisme Jadi Kabur Jika Dikaitkan Dengan Agama

Jakarta, 17/02 (Pikda) - Aksi teror yang terjadi di dunia, termasuk di Indonesia, sebenarnya bersih dari kepentingan agama, bahkan pengaitan agama dengan terorisme sama dengan mengaburkan terorisme itu sendiri. Demikian pendapat Kepala Seksi Politik Direktorat Diplomasi Publik Departemen Luar Negeri RI, Emmanuel Tenang Ginting, dalam seminar bertajuk "Peran Pemuda Dalam Menciptakan Perdamaian Global" yang digelar Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) di Jakarta, Kamis.

"Apapun bentuk terorisme itu, jangan dikaitkan dengan agama. Kalau terorisme dikaitkan dengan agama akan terjadi pengaburan," katanya dalam seminar yang menampilkan pembicara Steven Barraclough (dari Kedutaan Besar Australia), Enrique d Pinggol (Kedutaan Besar Filipina), dan Hery Haryanto Azumi (Ketua Umum PB PMII), serta Donna Welson dari Kedutaan AS sebagai "keynote speaker".

Lebih lanjut Ginting menyatakan, Indonesia sebenarnya tidak bisa disebut sebagai sumber terorisme seperti yang dituduhkan banyak pihak selama ini. Dr Azahari dan Noordin M Top yang selama ini disebut-sebut sebagai dalang dari berbagai aksi teror di Indonesia, bukanlah orang Indonesia. Untuk menangkal aksi teror, kata Ginting, ada beberapa program yang harus dilaksanakan yaitu memaksimalkan peran badan intelijen, memperbaiki data kependudukan dan memperketat aliran uang dari luar negeri guna menghambat masuknya bantuan bagi para teroris.

Sementara itu, Steven Barraclough dalam pemaparannya menyatakan, aksi teror di Indonesia selama ini banyak diperankan oleh para pemuda. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya pelaku teror, baik yang tertangkap maupun tewas saat menjalanka aksinya, berusia muda.Menurut Barraclough, gerakan fundamental yang melakukan aksi teror sebenarnya sudah ada sejak masa pemerintahan Soeharto, namun gerakan itu tidak dapat bergerak leluasa karena ada tekanan yang kuat dari penguasa Orde Baru.Sementara Hery Hariyanto Azumi berpendapat, munculnya aksi pengeboman di tanah air akhir-akhir ini tidak dapat dilepaskan dari peran asing.

Dikatakannya, orang seperti Amrozi mendapatkan ilmu teror tidak dari Indonesia melainkan dari Afghanistan."Mereka, seperti Amrozi tidak mendapat pelajaran soal teror dari Indonesia, tapi dari luar negeri," katanya.(Ant/myd)

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua