Internasional

Undang Indonesia Bergabung, Sekjen IIFA: Dunia Butuh Pemikiran Fikih Wasathiyah

Menag Yaqut menyambut kedatangan Sekjen International Islamic Fiqih Academy  (IIFA) Koutoub Moustapha Sano, Selasa (8/6/2021)

Menag Yaqut menyambut kedatangan Sekjen International Islamic Fiqih Academy  (IIFA) Koutoub Moustapha Sano, Selasa (8/6/2021)

Jakarta (Kemenag) --- Sekretaris Jenderal International Islamic Fiqih Academy (IIFA) Koutoub Moustapha Sano mengundang Indonesia untuk menempatkan perwakilannya dalam organisasi yang ia pimpin tersebut. Undangan tersebut disampaikan Moustapha saat beraudiensi dengan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas di Kantor Kementerian Agama, Jakarta.

"Selain sebagai negara dengan jumlah muslim terbesar, Indonesia punya sumber daya luar biasa yang dibutuhkan umat. Di sini banyak ulama-ulama yang menguasai berbagai ilmu agama Islam. Di sini juga banyak ilmuwan, akademisi muslim dengan berbagai pemikirannya," ungkap Moustapha, Selasa (8/6/2021).

"Karenanya kami sangat membutuhkan Indonesia. Terutama untuk dapat memberikan kontribusi pemikiran wasathiyah Islam," imbuhnya.

Turut hadir bersama Moustapha, Penasihat Khusus Sekjen IIFA Omar Zuhair Hafiz, Direktur Urusan Keluarga, Wanita, Anak, dan Manula Sarah Amjd Badewi, dan Kepala Departemen Keuangan IIFA Alhamdulillah Khalid Ahmed.

Lebih lanjut, Moustapha menuturkan, sebelumnya Indonesia pernah menempatkan perwakilannya, yakni Dr . Satria Efendi. "Namun sejak yang bersangkutan wafat pada tahun 2000, belum ada penggantinya hingga saat ini," tutur Moustapha.

Saat ini, tutur Moustapha, anggota Dewan IIFA terdiri dari 57 intelektual muslim yang ditunjuk oleh masing-masing negara anggota OKI. "Kami berharap Indonesia dapat segera menempatkan kembali perwakilannya dalam dewan tersebut. Kami sangat terbuka," ungkap Moustapha.

Menag Yaqut Cholil Qoumas menyambut baik undangan yang disampaikan Moustapha. "Kami tentunya menyambut baik undangan tersebut. Dan sebagai negara dengan jumlah muslim terbesar di dunia, memiliki kepentingan untuk mewarnai kehidupan keagamaan di tingkat global,” tuturnya.
Perkembangan ilmu fikih, lanjut Menag, juga perlu melihat realita yang saat ini tengah melanda di dunia. “Kita berharap, melalui IIFA, dapat dihasilkan produk-produk kajian fikih yang lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat saat ini,” tutur Menag.

Selanjutnya Menag menyampaikan, pihaknya akan mengkaji terkait rencana keterlibatan Indonesia dalam IIFA. “Karena ini menyangkut urusan negara, Kementerian Agama tentu akan mendorong agar kita dapat menempatkan perwakilan di IIFA. Namun, kami juga akan mengkaji beberapa aturan terkait hubungan negara dengan lembaga-lembaga seperti IIFA,” ujar Menag.

Hadir mendampingi Menag dalam pertemuan tersebut, Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin, Staf Khusus Menag Abdul Rochman, Staf Khusus Menag Wibowo Prasetyo, Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Moh. Agus Salim, Direktur Sosial Budaya dan Organisasi Internasional Negara Berkembang Kemenlu Penny D. Herasati, Plt Kepala Biro Hukum dan Kerja Sama Luar Negeri Imam Syaukani, serta interpreter M. Adib Abdushomad.


Editor: Indah
Fotografer: Sugito

Internasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua