Daerah

Uskup Atambua Sambut Baik Aksi Kemanusiaan dan Pemberdayaan Kemenag di Daerah Perbatasan Negara

Uskup Atambua, Dominikus Saku (tengah). foto:kemenag

Uskup Atambua, Dominikus Saku (tengah). foto:kemenag

Atambua (Kemenag) - Uskup Atambua, Dominikus Saku, menyatakan menyambut baik aksi-aksi kemanusiaan dan pemberdayaan yang dilakukan Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Kementerian Agama RI bekerjasama dengan perguruan Tinggi Keagamaan di daerah-daerah perbatasan negara.

Saat menyampaikan evaluasi Riset Aksi Kebangsaan di perbatasan negara, Uskup Menyatakan, kemajuan di wilayah perbatasan menjadi tanggung jawab bersama semua kalangan warga negara.

“Kalau ada konflik-konflik kecil di daerah dan perbatasan negara seperti di Belu ini atau daerah lainnya yang mengganggu usaha pemajuan daerah, biasanya hal itu disebabkan kurangnya komunikasi antar kelompok sosial yang ada,” ujar Uskup, Selasa (21/8).

Seminar penutupan rangkaian riset aksi di tujuh wilayah perbatasan negara, yaitu Pulau Natuna (Kepulauan Riau), Entikong (Kalimantan Barat), Pulau Sangihe (Sulawesi Utara), Skouw Jayapura (Papua) dan Saumlaki (Maluku Barat Daya) diselenggarakan di Gedung pertemuan Pemerintah Daerah Kabupaten Belu.

Kegiatan seminar ini dihadiri 90 peserta yang terdiri dari para tokoh masyarakat, tokoh adat, perwakillan SKPD pemerintah Belu. Hadir pula dalam kesempatan itu Sekretaris Daerah Kabupaten Belu, Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Kepala Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan, para peneliti kemenag, serta tujuh perwakilan perguruan tinggi mitra UIN Jakarta, UIN Yogyakarta, IAIN Pontianak, IAIN Manado, IAIN Ambon, IAIN Jayapura dan STAI Natuna.

Kepala Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan, Amsal Bahtiar menyampaikan, kegiatan riset aksi ini bertujuan, mengembangkan kerukunan sosial untuk pembangunan daerah perbatasan negara, penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) lokal pelaku Pendidikan Agama dan Keagamaan, membangun Kerjasama dan kolaborasi dengan Perguruan Tinggi Keagamaan untuk pengembangan daerah perbatasan.

“Dan menemukan model-model kearifan lokal dalam pembanguan daerah perbatasan,” ucap Amsal.

Kegiatan Riset Aksi ini yang disebut Riset Aksi Kebangsaan ini, lanjut Amsal Bakhtiar, diresmikan secara langsung oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, pada acara Temu Nasional Peneliti Agama di Serpong pada tanggal 13 Juli 2017.

“Kegiatan riset aksi ini melibatkan 71 mahasiswa semester akhir dari 7 perguruan Tinggi dan pelaksanaannya menyesuaikan jadwal akademis masing-masing kampus Perguruan Tinggi Keagamaan (PTK) mitra dan sudah terlaksana sejak awal tahun 2018 hingga bulan agustus ini,” ujarnya. (Murtadlo).

Daerah Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua