Sulsel

Santri putra MAS Darul Istiqamah Bulukumba, Giatkan Tilawah Malam

Tampak Antusias, Santri Putra MAS Darul Istiqamah Bulukumba ikuti Tilawah Malam

Tampak Antusias, Santri Putra MAS Darul Istiqamah Bulukumba ikuti Tilawah Malam

Bulukumba (Humas Bulukumba) - Program Madrasah Mengaji sebagai salah satu upaya pembiasaan membaca Al-Qur’an kepada santri MAS Darul Istiqamah Bulukumba. Program ini sebagai kegiatan penutup proses pembelajaran setiap harinya. Kombinasi tilawah ini, bukan hanya dari MAS Darul Istiqamah Bulukumba. Akan tetapi juga dari MTS Darul Istiqamah Bulukumba.

Menurut kesaksian dari salah seorang santri, Akram bahwa Tilawah yang dikombinasi ini membuat santri putra sangat antusias dalam membaca Al-Quran. Sebab dengan beramai-ramai dapat membangkitkan semangat setiap individu untuk saling berlomba-lomba dalam bertilawah, ujarnya.

Tilawah yang dilakukan oleh MAS Darul Istiqamah diikuti sebanyak 35 orang santri. Meskipun sebenarnya santri putra berjumlah 45 orang. Karena tugas dan tanggung jawab mandiri sebanyak 10 orang harus izin.

“Waktu malam, kebanyakan biasa dipakai istirahat. Waktu malam jika digunakan untuk hal-hal positif itu sangat berharaga dibandingkan menggunakan waktu malam sepenuhnya untuk istirahat, ujarnya salah seorang pembina, Awaluddin pada Sabtu, (25/03/2023).

Berbicara mengenai waktu manusia yang begitu berharga dalam beraktivitas di siang hari dan malamnya di pakai dengan istirahat full. Kemungkinan besar yang terjadi adalah badan bisa bugar kembali paginya dan itulah alasan yang dilakukan setiap manusia.

Tilawah malam yang dilakukan oleh santri putra diimbangi dengan perbaikan bacaan oleh pembina dari setiap santri putra agar sesuatu yang salah dalam bacaan dapat dibenarkan. Tilawah malam dilakukan pada pukul 07.20 – 09.40 wita.

“Tepatnya setelah shalat magrib, kemudian istirahat, shalat isya dan lanjut sampai pukul 09.40 wita”. Ujarnya salah seorang santri putra, Farhan. S.

Tilawah ini biasa dilakukan hampir setiap malam. Santri putra, bergiliran membaca ayat suci Al-Quran didepan pembina. Sebagaimana dikutip Dalam buku karya Ahmad Syarifuddin, Mendidik anak membaca, menulis dan mencintai Al-Qur‟an Jakarta Gema Insani, 2008, hlm. 45.

Disebutkan bahwa “Membaca Al-Qur’an terdapat keutamaan-keutamaanya yaitu: nilai pahala, obat (terapi) jiwa yang gundah, memberikan syafaat, menjadi nur di dunia sekaligus menjadi simpanan di akhirat, dan malaikat turun memberikan rahmat dan ketenangan. Dari keutamaan-keutamaan tersebut maka membaca Al-Qur‟an perlu dijadikan aktivitas dan konsumsi sehari-hari”.

Menurut pembina tilawah, Awaluddin ‘pembiasaan sangat efektif jika penerapannya dilakukan terhadap santri putra berulang kali. Karena memiliki “rekaman” ingatan yang kuat dan kondisi kepribadian yang matang, sehingga mereka mudah terlarut dengan kebiasaan- kebiasaan yang mereka lakukan sehari-hari. Oleh karena itu, pembiasaan merupakan cara yang sangat efektif dalam menanamkan nilai-nilai moral ke dalam jiwa anak.

Pembiasaan membaca Al-Qur‟an menjadikan kebiasaan itu sebagai salah satu teknik atau metode pendidikan. mengubah seluruh sifat-sifat baik menjadi kebiasaan, sehingga jiwa dapat menunaikan kebiasaan itu tanpa terlalu payah, tanpa kehilangan banyak tenaga dan tanpa menemukan banyak kesulitan.

Potensi ruh keimanan manusia yang berada dalam pribadi bisa berubah-ubah, sehingga potensi ruh yang diberikan oleh Allah harus senantiasa dipupuk dan dipelihara dengan memberikan pelatihan-pelatihan dalam ibadah.

“Jika pembiasaan sudah ditanamkan, maka anak tidak akan merasa berat lagi untuk beribadah, bahkan ibadah akan menjadi bingkai amal dan sumber kenikmatan dalam hidupnya karena mereka bisa berkomunikasi langsung dengan Allah dan sesama manusia”. Tutup Awaluddin. (Hwi/Ady)

Sulsel Lainnya Lihat Semua

Kanwil Lainnya Lihat Semua