Katolik

Cinta dan Peduli kepada Sesama yang Sakit (Markus 1: 29 - 39)

Iluatrasi

Iluatrasi

Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus. Acuh dan ketidakpedulian terhadap sesama yang sedang sakit, dapat disebabkan oleh faktor keegoisan kita, manusia individu. Namun ketika hidup sebagai mahkluk sosial yang berada di tengah masyarakat, perubahan sikap mungkin saja terjadi.

Contohnya saat kita sendiri yang mengalami sakit, maka perhatian dan kepedulian sesama (keluarga, teman, tetangga, dll) membuat kita sadar dan berpikir bahwa uluran tangan kasih atau cinta serta perhatian atau kepedulian kepada sesama yang sedang sakit itu penting, apalagi dikala jauh dari orang tua atau keluarga. Paling tidak, mendoakan mereka yang sedang sakit adalah salah satu bentuk cinta dan kepedulian melayani sesama yang sakit kapan dan di mana pun ditemui.

Santo Arnoldus Janssen, SVD pernah menegaskan bahwa orang sakit dan korban yang dibawa mereka dalam kesakitan dan penderitaan adalah berkat bagi misi dan keselamatan orang banyak. Itulah sebabnya kita perlu mengubah sifat ego dan tak peduli dan mulai membangun sikap peduli terhadap mereka yang sakit walau hanya dengan doa, agar Tuhan meneguhkan, memberi kesembuhan.

Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus. Bacaan Injil Markus 1: 29 -39 yang dibaca hari ini adalah sebuah gambaran untuk kita semua, bahwa Yesus adalah tabib atau dokter yang sangat cinta dan peduli kepada orang sakit, baik jiwa maupun raga. Cinta kasih yang nyata dari Yesus itu, menjadikan-Nya semakin dicintai dan dirindukan oleh banyak orang.

Yesus menyembuhkan semua orang yang menderita sakit dan kerasukan setan, yang dibawa kepada-Nya. Mereka semua mengalami kegembiraan berkat kuasa Allah dalam diri Yesus. Di mana Yesus ada, di situ ada kegembiraan dan cinta.

Kita pun diundang untuk memberi cinta dan peduli kepada sesama. Seyogyanya karya Yesus ini tetap dihidupkan sampai kapan pun mengingat keselamatan yang diwartakan Yesus dan diteruskan oleh Gereja-Nya adalah keselamatan integral jiwa dan raga, hari ini dan di masa yang akan datang, yang mesti diwujudnyatakan di sini dan sekarang ini (Hic et nunc).

Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus. Bagi kita umat Katolik, mewujudnyatakan warta dan karya Yesus yang mencintai dan peduli melayani orang sakit menjadi sangat urgen mendapatkan perhatian. Sebab, tugas Gereja seharusnya memang tidak hanya memberi perhatian kepada kesehatan jiwa atau rohani, tetapi juga kesehatan raga atau jasmani yang tentu saja bisa tercapai bila makanannya sehat, tempat tinggalnya sehat, ekonominya sehat untuk menghidupi diri dan keluarganya.

Tugas dan panggilan kita semua, khususnya Kementerian Agama dewasa ini, adalah memberi pendampingan dan membantu mereka yang peduli kepada orang sakit melalui pembinaan pendampingan keluarga dan penyuluhan sebagai bentuk kepedulian yang sadar bahwa dalam karya dan bantuan itu, kita menghidupkan cinta dan perhatian Yesus kepada orang sakit. Bergerak membantu menjadikan Indonesia yang sehat jiwa raganya, dengan demikian umat Katolik mewujudnyatakan warta kasih Yesus Kristus kepada semua orang.

Semoga kasih Kristus menjauhkan kita dari sifat egois dan tak peduli terhadap sesama terutama kepada orang sakit.

Aloma Sarumaha (Direktur Urusan Agama Katolik Kementerian Agama RI)


Fotografer: Istimewa

Katolik Lainnya Lihat Semua

Mimbar Agama Lainnya Lihat Semua