Buddha

Jalan Tengah

Ilustrasi

Ilustrasi

Esova maggo natthañño, dassanassa visuddhiyā. Etamhi tumhe paṭipajjatha, mārassetaṁ pamohanaṁ.

Inilah satu-satunya jalan. Tidak ada jalan lain yang dapat membawa
pada kemurnian pandangan. Ikutilah jalan ini, yang dapat mengalahkan
Mara Penggoda. (Dhammapada, syair 274)

Dua hari yang lalu, tepatnya tanggal 16 Mei 2022, umat Buddha Indonesia dan dunia merayakan Hari Raya Tri Suci Waisak 2566 TB (Tahun Buddhis). Dikatakan Tri Suci karena memperingati tiga peristiwa penting dalam kehidupan Sang Buddha yaitu kelahiran, pencerahan sempurna (bodhi), dan mangkat atau parinirwana Sang Buddha pada saat yang sama, yaitu kala purnama pada bulan Wezak (Mei). Nilai penting yang dapat dipetik dari ketiga peristiwa agung itu adalah pencapaian kebahagiaan hidup melalui penghindaran diri dari dua kutub ekstrem.

Setelah menghindari dua kehidupan yang ekstrem dan berlebihan, yang tidak berharga dan tidak berfaedah itu, Jalan Tengah merupakan jawaban yang membuka mata batin, yang menimbulkan pengetahuan, dan yang membawa ketenteraman hidup. Disebut “Jalan Tengah” karena menghindari dua pandangan dan perilaku ekstrem yang tidak benar, yaitu ekstrem keduniawian dan ekstrem keagamaan yang berkembang pada masa itu. Ekstrem keduniawian mengajarkan bahwa hidup harus dipergunakan untuk bersenang-senang dan mereguk kepuasan sebanyak-banyaknya, sedangkan ekstrem keagamaan mengajarkan untuk menjauhi kehidupan duniawi, pergi ke hutan, bertapa, serta hidup menyiksa diri agar dapat mencapai kebahagiaan dalam kehidupan di surga setelah kematian.

Kita semua, sebagai umat Buddha mengerti bahwa sumbangsih kebuddhaan yang paling penting bagi dunia adalah pencerahan, yakni diketemukannya “jalan” untuk melenyapkan penderitaan (samsara) bagi semua makhluk, yang dikenal dengan sebutan “Jalan Mulia Berunsur Delapan” (“Atthangika Magga”). Jalan Mulia Berunsur Delapan merupakan tuntunan dan pedoman bagi setiap umat Buddha dan semua orang menuju hidup bahagia dan sejahtera baik dalam kehidupan sekarang maupun yang akan datang. Kehidupan yang diwarnai dengan delapan kebenaran, yaitu: pengertian, pikiran, ucapan, perbuatan, pencaharian, usaha, perhatian, dan konsentrasi yang dilakukan dengan benar, yang dapat mengantarkan umat Buddha mencapai tujuan hidupnya.

Dalam kisah perjalanan spiritual hingga mencapai kebuddhaan, Pangeran Sidharta telah merasakan segala kemewahan duniawi di istana sebagai putra mahkota, dan sebagai seorang pertapa kelana, selama bertahun-tahun Beliau telah melatih diri dengan penyiksaan yang sangat keras yang tidak pernah dilakukan oleh pertapa manapun di India pada masa itu. Melalui pengalaman langsung itulah pada akhirnya beliau menemukan “Jalan Tengah” yang ideal dan menyadari bahwa kedua jalan ekstrem tersebut tidak bermanfaat sama sekali dan tidak membawa ke pencerahan spiritual. Ekstrem keduniawian memanjakan yang jasmani dan melemahkan kesadaran demikian pula penyiksaan diri-pun membahayakan keselamatan dan melemahkan kesadaran.

Momentum Hari Tri Suci Waisak tahun ini dengan tema: “Moderasi Beragama untuk Indonesia Bahagia” yang kemudian diejawantahkan dalam tema Dharmasanti Waisak yaitu “Jalan Kebijaksanaan menuju Kebahagiaan Sejati” sangat tepat untuk mengingatkan kita semua lebih menghayati dan mengamalkan perilaku “Jalan Tengah” sebagai jalan kebijaksanaan untuk meraih kebahagiaan sejati. Momentum tersebut juga sekaligus untuk menghambat gerak laju fenomena, paradigma dan kecenderungan perilaku kolektif masyarakat yang sangat cepat berkembang dan berubah ke arah ekstremisme dan radikalisme.

Jalan Tengah (Majjhima Patipada) merupakan jawaban yang membuka mata batin, yang menimbulkan pengetahuan, dan yang membawa ketenteraman hidup. Jalan Tengah merupakan dasar moderasi yang telah diajarkan Guru Agung Buddha sejak ribuan tahun lalu. Dengan berpegang teguh dan melaksanakan Jalan Tengah diharapkan tercipta kedamaian dan kebahagiaan abadi bagi semesta.
Selamat Hari Raya Waisak 2566 TB, semoga semua makhluk berbahagia.


Fotografer: Istimewa

Buddha Lainnya Lihat Semua

Ilustrasi
Kasih Sayang Ibu
Buddha Wacana
Keyakinan Benar

Mimbar Agama Lainnya Lihat Semua

Khutbah Jumat
Keagungan Ramadan