Nasional

Kemenag Dukung Penguatan Ekspor Produk Halal melalui Program Sekolah Ekspor 

Webinar Khusus Studi Independen bertema "Menjadi Eksportir Baru 4.0 Produk Halal dan Rempah".

Webinar Khusus Studi Independen bertema "Menjadi Eksportir Baru 4.0 Produk Halal dan Rempah".

Jakarta (Kemenag) --- Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama mendukung upaya penguatan produk halal nasional yang dilakukan melalui program Sekolah Ekspor.

Dukungan ini disampaikan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPJPH Kemenag, Mastuki, saat menjadi keynote speaker Webinar Khusus Studi Independen bertema "Menjadi Eksportir Baru 4.0 Produk Halal dan Rempah".

"Penguatan produk halal nasional adalah komitmen kita bersama. Bapak Wakil Presiden telah mendorong seluruh pemangku kepentingan industri untuk dapat memanfaatkan potensi pasar halal Indonesia dengan meningkatkan ekspor produk halal. Targetnya, pada 2024 Indonesia menjadi produsen produk halal terbesar di dunia," urai Mastuki dalam paparan virtualnya di Jakarta, Sabtu (31/7/2021).

Sejalan dengan komitmen dan target nasional tersebut, Mastuki menilai upaya penguatan ekspor produk halal nasional melalui program Sekolah Ekspor merupakan langkah baik dan perlu didukung. Mastuki juga memastikan pihaknya selalu siap bersinergi dengan berbagai pihak dalam upaya penguatan ekspor produk halal, termasuk melalui akselerasi sertifikasi halal yang menjadi syarat ekspor produk ke berbagai negara.

"Selama ini BPJPH juga berkoordinasi dengan banyak perguruan tinggi, sebab mereka memiliki posisi peran strategis dalam pengembangan ekosistem halal. Di antaranya, peran melalui pusat kajian halal, riset di bidang halal, Lembaga Pemeriksa Halal, institusionalisasi kajian halal melalui pembukaan prodi halal, pembentukan Lembaga Sertifikasi Profesi, hingga pelatihan SDM halal seperti manajer halal, penyelia halal, auditor halal, pendamping halal, pengawas halal, juru sembelih halal, chef halal, bahkan eksportir halal, dan sebagainya," terang mantan juru bicara Kemenag itu.

Mastuki mengatakan bahwa peluang ekspor produk halal Indonesia masih sangat terbuka. Data menunjukkan bahwa neraca perdagangan Indonesia ke negara-negara anggota OKI pada periode Januari-Juli 2020 dari total ekspor sebesar USD 10,94 miliar mencapai surplus USD 2,2 miliar. Kinerja ekspor produk halal Indonesia ini didominasi produk makanan, kosmetik, dan obat-obatan.

"Salah satu pasar halal yang menjanjikan adalah negara-negara anggota OKI. Belum lagi potensi di luar itu, seperti India dan lainnya. Ini adalah modal besar bagi Indonesia untuk tampil sebagai produsen dan eksportir produk halal terbesar dunia," imbuh Mastuki.

Pangsa pasar global yang terbuka lebar melalui kerja sama internasinal tersebut, lanjut Mastuki, hanyalah satu di antara 6 modal halal strategis yang dimiliki Indonesia.

"Selain itu, masih terdapat lima modal halal lain yang sangat mendukung pengembangan produk halal nasional. Yaitu modal religius-demografis, modal sosio-kultural, modal usaha dan dunia industri, modal ekonomi, serta modal regulasi dan dukungan politik," tambahnya.

Menurut Kepala Sekolah Ekspor Handito Joewono, Sekolah Ekspor adalah kolaborasi bersama pemerintah dan dunia usaha untuk mencetak eksportir baru. Targetnya, 500.000 eksportir baru tercetak di 2030. Pada Sekolah Ekspor UKM dan Ekonomi Kreatif, tersedia pelatihan ekspor berjenjang dan bersertifikasi dari BNSP bagi peserta yang telah memenuhi persyaratan. Ada tiga jenjang yang tersedia, yaitu level pengenalan ekspor, level ekspor dasar, dan level ekspor lanjutan.

Hadir sebagai narasumber dalam acara tersebut, Koordinator Presidium Himpuni dan Waketum IKA UNDIP Akhmad Muqowam, Ketua IKA Universitas Brawijaya Ahmad Erani Yustika, Ketua Umum HA IPB R Fathan Kamil, Sekjen IKA UNS Bambang DW, Sekjen IKA UT Keles Sudarmanto, serta PIC Program Magang dan PIC Studi Independen DIKTI Tutus Kusuma. Webinar dimoderatori oleh Kepala Sekolah Ekspor Handito Joewono.


Editor: Moh Khoeron

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua