Nasional

Pesantren Tidak Ajarkan Kekerasan Atas Nama Agama

Serang, 12/9 (Pinmas)--Peneliti terorisme dan ideologi gerakan transnasional dan pengajar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Agus Maftuh Abegebriel menyatakan, kekerasan yang mengatasnamakan agama tidak diajarkan di pesantren, karena pesantren mengajarkan bagaimana hidup rukun dengan berbagai golongan. Pernyataan tersebut diungkapkan Agus saat menyampaikan materi di acara diskusi publik " Jihad dan Terorisme" yang diselenggarakan GP Anshor Provinsi Banten di Kota Serang, Sabtu. Dalam acara yang juga dihadiri Kapolda Banten Brigjen Rumiah K, Agus Maftuh juga mengemukakan, umat Islam di Indonesia harus mewaspadai ideologi yang disebarkan oleh teroris, yakni menolak Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Pancasila. "Mereka ingin mendirikan negara Islam di Indonesia, dan kita sudah final bahwa Pancasila dan NKRI adalah harga mati," tegasnya. Secara gamblang Agus menguraikan, bahwa terjadi teror di Indonesia selama ini tidak lepas dari peran Jamaah Islamiyah (JI), mulai dari trgaedi Bom Bali hingga dua kali pengeboman di Mega Kuningan Jakarta. Namun lepas dari persoalan tudingan bahwa JI atau kelompok lain yang bertanggungjawab di balik bom Kuningan II, Agus memaparkan bahwa bahaya ideologis justrul ebih mengancam NKRI. "Oleh karena itu saya seringkali mengusulkan agar pemerintah membentuk pertahanan ideologi forensik atau membedah ideologi yang tertanam itu untuk mengetahui seluk beluk ideologi yang ditanamkan," terangnya. Selain itu, menurut Agus ideologi mereka yang jelas adalah membubarkan NKRI dan anti Pancasila. "Inilah yang sangat berbahaya, soal nama pelaku di balik bom itu memang penting untuk penyelidikanKepolisian. Tetapi jangan terjebak pada satu atau dua nama. Ideologi inilah yang jelas-jelas mengancam," tegasnya. Dalam diskusi tersebut, Agus sedikit menerangkan, perlunya hidup rukun dengan berbagai macam golongan dan agama (plurarisme), namun hingga saat ini banyak masyarakat salah mengartikan tentang plurarisme. "Daripada seperti teroris yang mempunyai pikiran lebih baik mati bersama musuh, lebih bagus adalah lebih baik hidup damai berdamai dengan berbagai macam golongan, karena hidup damai dan tentram dengan berbagai macam agama, diajarkan oleh Nabi Muhammada SAW," tukasnya. (ant/ts)

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua