Daerah

BLA Semarang Digitalisasi 19 Manuskrip Al-Quran di Jateng dan Jatim

Finalisasi Paper Inventarisasi dan Digitalisasi Naskah Keagamaan

Finalisasi Paper Inventarisasi dan Digitalisasi Naskah Keagamaan

Semarang (Kemenag) --- Balai Litbang Agama (BLA) Semarang melakukan inventarisasi dan digitalisasi manuskrip Al-Qur'an di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Wilayah Jawa Tengah meliputi Kabupaten Demak, Kendal, Batang, Pekalongan, dan Kabupten Tegal. Sedangkan di Jawa Timur meliputi Kabupaten Malang, Ponorogo, Magetan.

Peneliti BRIN Umi Masfiah mengatakan ada 19 manuskrip Al-Qur’an yang berhasil diinventarisasi dan didigitalkan. Sebanyak 16 manuskrip Al-Qur’an tersimpan di Museum Masjid Agung Demak dan tiga manuskrip dari Kabupaten Ponorogo.

"Manuskrip Al-Qur’an koleksi Masjid Agung Demak sebagian besar ditulis menggunakan kertas Eropa dan berwatermark dengan kondisi naskah cukup baik. Naskah manuskrip masih dapat dibaca meskipun ada sebagian halaman yang hilang (bagian depan dan belakang)," terang Umi Masfiah saat memaparkan hasil risetnya pada Finalisasi Paper Inventarisasi dan Digitalisasi Naskah Keagamaan di Jawa Timur dan Jawa Tengah, di Semarang, Senin (16/10/2023).

Tiga manuskrip Al-Qur’an yang ditemukan di Kabupaten Ponorogo merupakan naskah koleksi KH. Syamsudin dan Ibu Cipto. Manuskrip KH. Syamsudin ditulis menggunakan alas kertas Eropa. Mushaf kuno koleksi Ibu Cipto ditulis menggunakan alas kertas Kertas Gedok (kertas Daluwang).

Umi Masfiah menilai manuskrip yang dimiliki masyarakat kurang mendapatkan perawatan yang memadai. Para pemilik dalam menyimpan manuskrip dengan cara seadanya seperti menaruh naskah di lemari rumah maupun masjid secara bertumpuk dan berdesakan dengan barang-barang lain. Ada juga pemilik manuskrip yang meletakkan naskah di lantai rumah, di bawah atap, bahkan ada yang menyimpan naskah dengan cara mengubur naskah di dalam sumur kering.

“Penyimpanan seperti ini akan menimbulkan kerusakan, namun kita tidak bisa menyalahkan para pemilik naskah karena mereka tidak tahu bahwa manuskrip yang dimiliki mengandung khazanah keilmuan dan peradaban Islam,” ungkap Umi Masfiah Peneliti BRIN.

Lebih Lanjut Umi menuturkan kondisi ini menyadarkan kita bahwa sebagian masyarakat belum memahami sepenuhnya makna keberadaan naskah kuno yang mereka miliki. “Perlu adanya pelatihan perawatan manuskrip bagi para pemilik, sehingga manuskrip akan terjaga dan terhindar dari kerusakan dan di jual ke luar negeri,” tambah Umi.

Sementara itu, Anshori mengatakan Balai Litbang Agama Semarang sebagai salah satu lembaga pemerintah yang memiliki kepedulian terhadap eksistensi naskah keagamaan kuno, melakukan kegiatan penelitian inventarisasi dan digitalisasi naskah keagamaan karya ulama Nusantara sejak tahun 2010 hingga sekarang.

“Kami berkomitmen untuk menjaga warisan karya-karya ulama Nusantara, dengan cara naskah-naskah keagamaan telah kita inventarisai, akan dilakukan digitalisasi,” ungkap Anshori.


Editor: Moh Khoeron
Fotografer: Istimewa

Daerah Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua