Internasional

Kata Jemaah Kuota Tambahan, Layanan Haji Plus Plus

Petugas haji sedang membantu jemaah haji lansia

Petugas haji sedang membantu jemaah haji lansia

Solo (Kemenag) --- Fathullah sempat ragu saat dirinya masuk dalam daftar jemaah berhak berangkat haji tahun ini berdasarkan kuota tambahan. Dia mengaku khawatir, karena persiapan yang mepet nantinya tidak akan mendapat layanan maksimal.

Namun, setelah menjalaninya selama lebih kurang 40 hari, Fathullah berbagi cerita kalau keraguannya tidak terbukti. "Alhamdulillah saya jemaah kuota tambahan. Jatah makan, pelayanan dan akomodasi haji berasa plus plus," ujarnya setibanya di asrama haji Donohudan, Solo, Selasa (1/8/2023).

Fathullah tergabung dalam kloter 97 embarkasi Solo (SOC). Selama di Makkah, dia menempati hotel di kawasan Syisah.

"Kami awalnya mengira karena tambahan maka kami akan mendapatkan sisa-sisa layanan, tapi ternyata layanan yang diberikan kepada jemaah tidak membeda-bedakan, baik kuota dasar maupu n tambahan," tuturnya.

Sebagai penyelenggaraan haji perdana dengan kuota normal setelah pandemi Covid-19, Fathullah menilai pelaksanaannya sangat baik. Konsumsi yang diberikan tiga kali sehari bercita rasa Indonesia. Hotel yang dia tempati, baik di Makkah maupun Madinah, juga nyaman.

"Petugas haji, baik kloter maupun non kloter, trengginas, cekatan, ramah lansia, dan profesional," sebutnya.

"Saya tinggal di Syisyah, bus shalawat tersedia 24 jam full, walaupun cuma 2 orang penumpang nya tetep mau jalan," kenangnya. Maklum, Fathullah berada di kota kelahiran Nabi Muhammad ini hingga menjelang akhir operasional Daerah Kerja Makkah.

Hal senada disampaikan Sukidi,
jemaah asal Klaten, Jawa Tengah. Dia menilai biaya haji 2023 terbilang murah, tidak seperti rumor yang mengatakan mahal. Pelayanan dari Petugas Penyelenggara Ibadah Haji atau PPIH di Arab Saudi juga sangat baik.

“Awalnya sempat ada pikiran negatif mengenai beredarnya rumor kenaikan biaya haji, namun setelah ada penjelasan yang transparan dan terukur maka kami anggap biaya haji 2023 itu murah,” katanya.

Sukidi tergabung dalam kloter 57 Embarkasi Solo (SOC 57). Dia bercerita, bahwa fasilitas yang diterima sesuai biaya. Bahkan, menurutnya dengan biaya sebesar Rp 50 juta fasilitas yang diperoleh sudah sangat nyaman.

“Ketika berangkat kita naik pesawat Garuda, lalu di Tanah Suci mendapatkan fasilitas berupa bus untuk bepergian antara Makkah dan Madinah,” tutur Sukidi.

Bus Salawat yang beroperasi 24 jam di Makkah juga sangat memudahkannya saat akan ke Masjidil Haram. Ditambah lagi, konsumsi tiga kali makan setiap hari, baik di Makkah maupun di Madinah.

“Walaupun sempat tidak diantar makan selama 3 hari ketika di Madinah, tapi menurut kami itu tidak apa-apa. Bahkan, kami malah lebih senang karena bisa menambah variasi makanan,” tambahnya.

Sukidi mengaku bersama rombongannya tidak merasakan kesusahan ketika melaksanakan haji. Semua petugas melayani jamaah dengan sangat baik. Ia mengapresiasi kinerja bagus para petugas untuk merawat semua jamaah haji.

“Pelayanan dari para petugas maupun PPIH sangat baik, semua jamaah dilayani dan perlu diapresiasi terlebih lagi bagian medis,” tandasnya.


Editor: Moh Khoeron
Fotografer: Istimewa

Internasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua