Internasional

Kemenag Jajaki Program Micro-Credential STEM Kerja Sama dengan University of Canberra

Kick off Meeting Government and University Collaboration on Teacher Professional Education di Canberra

Kick off Meeting Government and University Collaboration on Teacher Professional Education di Canberra

Canberra (Kemenag) --- Dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran bagi guru madrasah, Kementerian Agama melalui Ditjen Pendidikan Islam akan melaksanakan penguatan kompetensi melalui program Micro-Credential STEM bekerja sama dengan University of Canberra (UC). Hal ini disampaikan oleh Direktur GTK Madrasah, Muhammad Zain saat Kick off Meeting Government and University Collaboration on Teacher Professional Education di Canberra (12/12/2023).

Saat berdiskusi secara intensif dengan Deputy Dean Academic UC, Ting Wang, Zain menjelaskan bahwa program kerja sama ini memungkinkan guru madrasah menempuh pendidikan formal untuk mendapatkan Professional Learning Certificates yang diakui secara internasional dan melanjutkan studi program Master of Education di UC. Selain itu, program ini mampu merevolusi cara penyampaian Pendidikan STEM. Sehingga, guru memiliki keterampilan, pengetahuan, dan kepercayaan diri untuk menyampaikan Pendidikan STEM kepada peserta didik.

Zain juga menegaskan bahwa sudah saatnya guru madrasah bisa berkolaborasi dengan perguruan tinggi luar negeri. Oleh karena itu, beliau meyakini bahwa program kerja sama ini sangat strategis karena akan fully support dari Anggaran LPDP Kementerian Keuangan RI. Sebagai tindak lanjut, draf MoU antara Ditjen Pendis dan UC sebagai payung hukum juga menjadi salah satu pembahasan utama dan detail dalam kunjungan tersebut.

Mewakili Tim STEM dari UC, Sitti Patahuddin memaparkan bahwa program yang dirancang ini sesuai dengan sistem Pendidikan di Indonesia berdasarkan program berbasis bukti yang dikembangkan di Indonesia dan Australia. Adapun target pesertanya adalah Guru Madrasah Ibtidaiyah yang mencari kualifikasi internasional. Model pembelajarannya dilakukan secara Synchronous maupun Asynchronous dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia dalam rentang lima bulan. Penggunaan dua bahasa ini memastikan para guru mempunyai akses pada referensi-referensi internasional dan berinteraksi dengan pakar UC.

Dalam kesempatan ini, Delegasi Kementerian Agama, Mustofa Fahmi (Ditjen Pendidikan Islam), Fakry Hamdani (UIN Sunan Gunung Djati Bandung), dan Siti Nurul Azkiyah (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) juga mempresentasikan profil Ditjen Pendis dan eksistensi PTKIN dengan segala potensi kerja sama untuk peningkatan kualitas keprofesian guru di madrasah. Program ini juga disambut baik dan mendapatkan dukungan penuh dari Atase Pendidikan dan Kebudayaan Embassy of Indonesia, Mukhammad Najib yang turut hadir saat pelaksaan Kick off meeting berlangsung. (MF)


Editor: Moh Khoeron
Fotografer: Istimewa

Internasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua