Internasional

Pesan dari NAFSA 2023: The Power of Education #3

Pembukaan NAFSA 75th Annual Conference and Expo di Washington DC Amerika

Pembukaan NAFSA 75th Annual Conference and Expo di Washington DC Amerika

Washington (Kemenag) --- Pembukaan NAFSA 75th Annual Conference and Expo di Washington DC Amerika sangat menarik. Diikuti oleh ribuan orang dalam hall besar, pembukaan diselenggarakan secara simpel dan "to the point". Antusiasme peserta yang datang dari berbagai belahan benua dan negara menambah daya tarik perhelatan akbar tersebut.

Desain panggung yang nampak megah dan indah tanpa kesan glamour menambah daya tarik bagi peserta. Jejeran ribuan kursi peserta yang terisi penuh sesak dengan lampu temaram membuat suasana semakin khidmat. Diawali dengan opening remaks yang disampaikan oleh host acara memberikan penekanan pada pentingnya pendidikan bagi perubahan, kesejahteraan, harmoni, dan perdamaian.

Sesi pembukaan ini menghadirkan "main speaker", Nadia Murad. Kehadirannya telah mendapat "standing applause" dari peserta konferensi yang cukup panjang. Nadia Murad adalah seorang aktivis hak asasi manusia yang berasal dari Yazidi Irak yang diculik oleh Negara Islam di Irak dan Syam (ISIS) pada Agustus 2014 dan dijual sebagai budak seks. Ia berhasil melarikan diri tiga bulan kemudian, dan segera setelah itu ia mulai berbicara tentang perdagangan manusia dan kekerasan seksual, terutama yang terkait dengan perempuan Yazidi.

Murad juga berbicara tentang perlakuan buruk terhadap komunitas Yazidi secara lebih luas. Ia diangkat sebagai Duta Besar Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Martabat Korban Perdagangan Manusia pada tahun 2016 dan menerima beberapa penghargaan. Pada tahun 2018, ia bersama dengan dokter Kongo Denis Mukwege, menerima penghargaan Nobel perdamaian.

Pidatonya yang disampaikan dalam bahasa Inggris yang sangat fasih, Nadia menyebut bahwa pendidikan itu menyediakan sekolah dan kesempatan (school and opportunity). Menurutnya, agama saya (baca Islam) sering disalahpahami oleh banyak orang, sehingga nampak perilaku yang justru bertentangan dengan nilai-nilai yang diyakini.

Bagi Nadia, pendidikan adalah kekuatan transformasi. Bahkan di saat gelap, kita tidak sendirian. Dia berpesan langsung yang disampaikan dengan sangat menarik: "Tidak peduli dengan perasaan dan rasa sakit anda, ada orang yang membuat anda tidak sendirian. Terus ajari mereka (melalui pendidikan) tentang keragaman dan toleransi, terus jangkau siswa lebih luas, ajari mereka bahwa pendidikan itu dapat mengubah dunia", tegasnya.

Satu hal yang ia pesankan kepada kita semua tentang "the power of education" berdasarkan pengalaman pahit yang pernah dialaminya: "Mohon jangan pernah putus asa, apapun kondisi anda (dalam proses pendidikan). Pendidikan adalah kekuatan (yang akan mampu mengubah apapun menjadi lebih baik)", tegasnya.

Kehadiran Nadia Murad, dalam sesi utama pada planery NAFSA 75th kali ini memberi warna yang menyentuh bagi peserta. Selain ada pesan langsung yang disampaikan kepada masyarakat dunia tentang pentingnya peran pendidikan, juga ada hal yang ingin dicapai, yaitu harmoni dan perdamaian. Melalui pendidikan seharusnya antar umat manusia bisa saling menghargai, menempatkan kesetaraan dengan menjunjung tinggi toleransi dan persaudaraan.

Bersambung


Editor: Moh Khoeron
Fotografer: Istimewa

Internasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua