Katolik

Akulah Jalan, Kebenaran, dan Hidup

Ilustrasi

Ilustrasi

Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus. Bacaan Injil ini (Yohanes 14:1-12), sungguh menarik karena menguji keimanan kita sebagai umat Katolik. Bagaimana tidak, kita bisa percaya dengan apa yang tidak kita lihat, apa yang tidak kita alami sendiri, sama halnya seperti rasul Thomas yang tidak memercayai Yesus bangkit sebelum menyentuh bekas luka Yesus.

Tuhan Yesus hadir untuk menghilangkan keraguan itu dan mengingatkan kita agar tidak khawatir. Jika kita tetap setia dan beriman kepada-Nya, Tuhan telah menyiapkan tempat bagi kita di surga, memenuhi harapan iman kita bahwa kita akan tinggal bersama-Nya.

Tuhan Yesus meminta kita untuk tidak gelisah, tetapi harus percaya kepada Allah dan juga kepada-Nya. Allah, Bapa-Nya, mempunyai banyak tempat tinggal. Kata Yesus, “Akulah jalan, kebenaran dan hidup, tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”

Pada kenyataanya banyak di antara kita yang mungkin juga masih belum sungguh tertanam dalam hati kita. Tapi tiga kata penting Yesus ini dapat membantu kita, yaitu bahwa Ia adalah jalan, kebenaran, dan hidup. Tanpa jalan kita tidak bisa pergi, tanpa kebenaran, seseorang tidak bisa membuat pilihan yang baik, dan tanpa hidup, hanya ada kematian.

Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus. Bagaimana kaitan ajaran Injil di atas dengan realitas kehidupan kita sebagai warga negara? Tuhan Yesus telah menyiapkan jalan dan tempat bagi kita, terutama ketika menghadapi tekanan dan opini yang bisa merusak persatuan dalam berbangsa dan bernegara. Sebagai umat Katolik, seringkali kita diidentifikasi sebagai "minoritas," yang mungkin membuat kita merasakan kegelisahan dalam menjalankan keimanan sebagai pengikut Yesus.

Meskipun agama dan kepercayaan kita diatur dalam Undang-Undang, kita masih menghadapi hambatan dalam menjalankan kegiatan keagamaan. Namun, hal ini seharusnya tidak melemahkan keimanan kita; sebaliknya, kita diundang untuk menjadi lebih kuat. Dalam situasi ini, penting bagi kita untuk mampu hidup dalam kasih, saling mengasihi, dan mencintai sesama warga negara serta sesama umat manusia yang merupakan ciptaan Tuhan.

Sebagai umat Katolik, kita diajak untuk melihat kehidupan sebagai panggilan untuk hidup dalam kesetiaan kepada ajaran Tuhan. Meskipun mungkin kita dihadapkan pada berbagai kesulitan dan tantangan, kita diberikan anugerah kekuatan dan keberanian untuk tetap setia kepada iman kita. Dengan semangat kasih dan toleransi, kita dapat menjadi wujud nyata dari pesan Kristus dalam kehidupan sehari-hari, mendukung kerukunan di tengah perbedaan, dan menyumbangkan kebaikan bagi masyarakat dan negara kita.

Peran Gereja Katolik untuk negara Indonesia sungguh dipandang baik. Dalam kehidupannya, umat Katolik sangat terkenal dengan kerukunannya di tengah kemajemukan umat beragama yang ada di Indonesia. Bagaimana kita dapat menempatkan posisi sebagai warga minoritas? Tentu banyak cara dapat kita lakukan.

Salah satu contoh ikut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan di tengah masyarakat, patuh terhadap segala peraturan-peraturan yang ada. Kita tidak perlu takut selagi tindakan kita tidak menyalahi hukum. Menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi dalam hidup beragama dan rukun. Tahun 2023 merupakan Tahun Kerukunan yang dicanangkan oleh Pemerintah melalui Kementerian Agama dan juga Tahun Keluarga Kristiani bagi Umat Katolik.

Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus. Kata “Jangan takut” tertulis sebanyak 365 kali dalam Kitab Suci. Tentu ini bukan kebetulan, dan bahwa Tuhan mengingatkan kita setiap hari dalam setahun agar kita jangan takut, jangan cepat gelisah dan khawatir.

Pesan ini sangatlah tepat dengan keadaan kita pada masa sekarang ini. Sebab apapun yang sedang kita hadapi, baik tantangan, kesulitan, ataupun bencana, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Kristus. Takut akan Allah dan hormatlah pada Pemerintah. Sikap inilah yang akan membawa umat Katolik mampu mewujudkan cita-cita luhur bangsa Indonesia. Seperti yang dikatakan Mgr. Albertus Soegijapranata “100% Katolik 100% Indonesia”.

Alimasa Gea (Pembimbing Masyarakat Katolik Kanwil Kementerian Agama Provinsi Riau)


Fotografer: Istimewa

Katolik Lainnya Lihat Semua

Mimbar Agama Lainnya Lihat Semua