Katolik

Berani Menyuarakan Kebenaran

Ilustrasi

Ilustrasi

Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus. Dalam bacaan Injil Matius bab 10 ini, Tuhan Yesus mengingatkan kepada kedua belas rasul yang telah Ia pilih (Matius 10:1-4), bahwa untuk menjadi pengikut-Nya bukan perkara mudah. Mereka akan mengalami berbagai macam penolakan serta penganiayaan hingga kematian sebagai risiko terburuknya. Mereka seperti domba yang diutus ke tengah-tengah serigala. Meskipun demikian, mereka dituntut agar cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati (Matius 10:16).

Dalam Injil Matius 10:26-33, sebanyak tiga kali Tuhan Yesus berkata: ”Jangan Takut”, kepada murid-murid-Nya (ayat 26, 28 dan 31). Pertama, Tuhan Yesus memerintahkan para murid-Nya agar jangan takut untuk menyuarakan kebenaran secara gamblang dan lantang (Matius 10:26). Tidak hanya berdiam diri ketika melihat ketidakadilan. Namun berani berpihak kepada yang benar. Kedua, Tuhan Yesus juga mengingatkan murid-murid-Nya untuk jangan takut terhadap konsekuensi yang akan mereka terima ketika menyuarakan kebenaran. Jangan takut kepada manusia yang zalim, karena orang-orang tersebut hanya dapat membunuh tubuh. Melainkan takutlah kepada Dia, yakni Allah, yang dapat membinasakan tubuh dan jiwa di dalam neraka (Matius 10:28). Ketiga, Tuhan Yesus menyampaikan kepada para murid-Nya agar jangan takut dan khawatir akan apa yang akan mereka sampaikan, sebab Dia akan senantiasa menyertai dan menjaga mereka. Karena mereka amat berharga bagi-Nya (Matius 10:29-31).

Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus. Negara kita saat ini sedang dihadapkan pada tantangan maraknya ujaran kebencian. Sejumlah tindakan intoleransi juga masih terjadi, misalnya: pembubaran dan pelarangan ibadah di Lampung, penutupan patung Bunda Maria di Yogyakarta, serta pencemaran Hari Raya Nyepi oleh oknum beberapa waktu lalu di Bali. Hal ini kalau tidak segera diatasi tentu saja akan berdampak buruk bagi masa depan Negara Kesatuan Republik Indonesia tercinta ini.

Di tengah situasi yang demikian, kita sebagai murid Kristus, harus berani menyuarakan kebenaran. Meskipun jabatan, posisi bahkan nyawa kita sendiri dipertaruhkan. Kita tidak boleh tutup mata dan tinggal diam terhadap ketidakadilan. Kita harus berani bergerak merangkul sebanyak-banyak orang yang sejalan dan sepemikiran dengan kita dari berbagai macam golongan dan agama untuk membangun dialog kehidupan serta menjadi jembatan pemersatu bangsa. Kita mengajak mereka untuk menjadi agen perubahan, menjadi terang dan garam dunia. Sehingga hal tersebut bukan hanya sekadar gerakan kita sebagai murid Kristus, melainkan juga menjadi sebuah gerakan bersama demi menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Rosentina Lopes (Pembimbing Masyarakat Katolik, Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat)


Fotografer: Istimewa

Katolik Lainnya Lihat Semua

Mimbar Agama Lainnya Lihat Semua