Katolik

Kasih Sebagai Hukum Tertinggi

Ilustrasi

Ilustrasi

Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus. Pada perikop Injil hari ini, Yesus diuji oleh seorang ahli Taurat. Mereka bertanya kepada-Nya, "Guru, hukum manakah yang paling besar dalam Taurat?" Ini adalah pertanyaan yang sangat penting karena hukum Taurat berisi berbagai perintah dan larangan yang mengatur kehidupan orang Yahudi.

Namun, Yesus dengan bijaksana menjawab pertanyaan ini, dan jawaban-Nya menjadi landasan bagi seluruh ajaran-Nya. Yesus berkata, "Engkau harus mengasihi Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terbesar dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama besarnya dengan yang pertama, adalah: Engkau harus mengasihi sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."

Dalam jawaban singkat ini, Yesus menyampaikan kepada kita prinsip-prinsip inti iman kita sebagai umat Katolik. Ini adalah fondasi yang kuat untuk membangun kebersamaan dalam keberagaman.

Pertama, Yesus mengajarkan kepada kita untuk mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa, dan akal budi kita. Ini adalah panggilan untuk mencintai Tuhan kita dengan sepenuh hati. Ini berarti kita harus menempatkan Tuhan sebagai pusat dalam hidup kita, mengabdikan diri kepada-Nya, dan hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Mengasihi Tuhan dengan sepenuh hati berarti kita harus menerima panggilan untuk hidup dalam kekudusan, dengan memberikan seluruh diri kita kepada-Nya.

Kedua, Yesus mengajarkan kepada kita untuk mengasihi ‘sesamamu manusia seperti dirimu sendiri’. Ini adalah panggilan untuk hidup dalam cinta kasih yang aktif. Perintah ini mencerminkan ajaran Yesus tentang kasihnya kepada sesama. Ia memberi contoh nyata dalam hidup-Nya, mengasihi orang-orang yang dianggap terbuang, melayani mereka, dan mengampuni dosa-dosa mereka. Dia bahkan mengorbankan hidup-Nya di kayu salib sebagai tanda cinta yang paling besar.

Yesus ingin kita memperlakukan orang lain dengan cara yang kita inginkan mereka perlakukan kepada kita. Ini mencakup mencintai musuh kita dan memberikan pertolongan kepada yang membutuhkan. Cinta kasih ini harus mendorong kita untuk bertindak untuk kebaikan orang lain. Ini adalah panggilan untuk menjadi saksi kasih Kristus di dunia ini.

Pesan yang disampaikan oleh Yesus dalam perikop ini, bahwa kasih adalah hukum tertinggi. Semua hukum dan ajaran dalam Taurat dan dalam iman Kristiani dapat disimpulkan dalam dua perintah ini: mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama. Kasih adalah akar dari semua perintah dan prinsip dalam Gereja Katolik. Ketika kita mengasihi Tuhan dengan sepenuh hati, kita akan hidup sesuai dengan kehendak-Nya, dan ketika kita mengasihi sesama seperti diri sendiri, kita akan mencerminkan kasih Kristus kepada dunia.

Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus. Pesan utama PESPARANI Katolik Tingkat Nasional III tahun 2023, "Kebersamaan dalam Keberagaman," mengingatkan kita untuk melihat sesama sebagai saudara dan saudari seiman, meskipun kita berbeda. Kebersamaan dalam keberagaman mengajarkan kita untuk menerima dan menghormati perbedaan, sebagaimana Yesus mengajarkan kita untuk mencintai sesama manusia. Kita diundang untuk menanamkan kasih sejati dalam setiap tindakan dan kata-kata kita. Kita diingatkan bahwa kebersamaan dalam keberagaman bukanlah hanya slogan, tetapi panggilan untuk hidup sebagai umat Kristus yang mengasihi dengan tulus.

Penting untuk memahami bahwa kasih ini bukan hanya perasaan atau emosi semata. Ini adalah tindakan nyata yang memerlukan pengorbanan. Kasih sesama melibatkan memberikan kepada yang membutuhkan, mendengarkan orang lain dengan penuh perhatian, dan memaafkan orang yang telah melukai kita. Kasih Tuhan melibatkan pengabdian kita kepada-Nya dan hidup sesuai dengan nilai-Nya.

Dalam kehidupan sehari-hari kita sebagai umat Katolik, kita harus selalu mengingat dua hukum ini dan harus menjadi pedoman bagi setiap tindakan dan keputusan kita. Kita harus selalu bertanya pada diri sendiri apakah apa yang kita lakukan mencerminkan kasih kepada Tuhan dan sesama. Ini akan membantu kita menjalani kehidupan yang kudus dan berarti.

Dalam dunia yang sering kali penuh dengan perbedaan dan konflik, pesan Yesus ini sangat relevan. Ketika kita mengasihi sesama seperti diri sendiri, kita dapat membangun persatuan dan perdamaian. Kita dapat mengatasi perbedaan dan membangun masyarakat yang lebih baik. Kasih adalah kunci untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapi dunia saat ini.

Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus. Mari kita mengasihi Tuhan dengan sepenuh hati, jiwa, dan akal budi kita, dan mari kita mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri. Dengan demikian, kita akan menjadi saksi kasih Kristus di dunia ini dan berkontribusi pada perwujudan Kerajaan Allah di dunia ini. Amin.

Wenseslaus Robert Fransiscus Heatubun (Pembimbing Masyarakat Katolik Kanwil Kemenag Maluku Utara)


Fotografer: Istimewa

Katolik Lainnya Lihat Semua

Mimbar Agama Lainnya Lihat Semua