Katolik

Menabur Kebaikan, Menuai Sukacita

Mimbar Katolik

Mimbar Katolik

Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus. Injil Minggu ini (Matius 13:1-9), melalui perumpamaan tentang seorang penabur yang keluar rumah untuk menaburkan benihnya pada tempat-tempat sebagaimana dalam Firman Tuhan memberikan gambaran kepada pembaca tentang bagaimana karakteristik manusia sebagai sebuah tanggapan terhadap Sabda Tuhan.

Ada empat tipe karakter manusia. Pertama, penabur benih jalanan. Jalan adalah sebuah sarana umum mobilitas banyak orang, bahkan hewan/binatang pun demikian. Akibatnya benih-benih yang ditaburkan oleh seorang penabur mengalami nasib “sial”. Artinya benih-benih yang ditaburkan akan diinjak-injak orang bahkan dimakan oleh binatang-binatang yang melintasi jalan tersebut. Akibat lebih jauh, benih-benih tersebut rusak bahkan hilang. Pada akhirnya penabur sama sekali tidak menuai hasil dari apa yang telah diupayakannya. Semuanya sia-sia.

Kisah ini bisa memberikan gambaran pada tipe manusia sebagai seorang penabur yang tidak memiliki masa depan, karena dari awal salah memilih tempat sehingga yang terjadi adalah hidup tanpa harapan. Pada kehidupan yang nyata, banyak orang tidak memiliki masa depan, karena hidupnya dibelenggu oleh egoisme sehingga membawa kesengsaraan hidupnya.

Sebagai contoh, hidup orang yang terjebak pada narkoba. Dampak dari cara hidup macam ini membawa kesengsaraan tidak hanya yang bersangkutan, tetapi juga berimbas pada keluarganya bahkan pada tetangganya. Lebih jauh dari itu berakibat fatal, yaitu kematian.

Kedua, penabur tanah tipis bebatuan. Tipe penabur pada karakteristik ini sedikit lebih baik daripada penabur benih jalanan. Ia memilih sedikit ada tanah di antara banyak bebatuan. Benih yang ditaburkan sempat tumbuh namun tidak bertahan lama, cepat layu, dan akhirnya mati.

Manusia memang memiliki niat baik untuk tumbuh, namun pertumbuhannya bersifat sementara karena kemalasannya. Awalnya manusia ingin bertumbuh dan berkembang, akan tetapi pada akhirnya berhenti. Manusia punya semangat untuk memulai tapi tidak ada semangat untuk mengakhirinya karena motivasi yang rendah dalam dirinya, sebab manusia malas.

Ketiga, penabur semak berduri. Tipe penabur pada karakteristik ini tampaknya lebih baik daripada kedua karakter sebelumnya, yaitu penabur pada tanah jalanan dan tanah tipis bebatuan. Penabur benih pada tanah semak berduri dapat dipandang sebagai orang andalan. Akan tetapi yang bersangkutan menyerah pada keadaan saat godaan dan tantangan datang menghampirinya karena hidupnya dililiti oleh ”semak berduri”.

Semak berduri adalah sebuah ancaman bagi kehidupannya sehingga tidak optimal dalam menata masa depan dan hidupnya. Tampaknya semak berduri bisa mengalahkan semangat yang muncul dari dalam dirinya.

Keempat, penabur tanah subur. Penabur pada tanah yang subur adalah orang bijaksana dalam hidupnya. Manusia bisa memilih tempat yang ideal, yaitu tanah yang subur. Benih yang ditaburkan pada tempatnya yang pas akan menghasilkan hasil yang berlipat ganda, bahkan gemilang.

Allah sudah memberikan anugerah pada manusia dengan kemampuannya yang istimewa, yaitu akal budi dan hati nuraninya. Semoga dengan anugerah istimewa tersebut, manusia mampu menentukan pilihan-pilihan dalam hidupnya berdasarkan iman pada Yesus. Yesus sudah memberikan contoh pada manusia, bahwa yang terpenting adalah penyelamatan dari Yesus bagi dunia ini.

Dengan menaburkan pada tanah yang subur, berarti manusia sudah mengambil bagian dalam karya penyelamatan Yesus Kristus.

Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, marilah kita menanamkan kebaikan yang akan menuai sukacita serta keselamatan kekal, semoga.

Kristoforus Sinselius (Pembimbing Masyarakat Katolik Kanwil Kemenag D.I. Yogyakarta)


Fotografer: Istimewa

Katolik Lainnya Lihat Semua

Mimbar Agama Lainnya Lihat Semua