Katolik

Undangan Tuhan

Ilustrasi

Ilustrasi

Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus. Bacaan Injil hari ini (Matius 22:1-14), mengisahkan perumpamaan seorang raja yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya. Waktu pelaksanaan perjamuan telah tiba dan segala sesuatunya sudah siap.

Undangan untuk pesta perjamuan kawin ada dua kategori. Pertama, undangan yang telah diundang sebelum pesta. Undangan ini, saat pesta telah siap, para undangan dikunjungi hamba Raja yang mempunyai pesta. Namun semua berdalih ada yang ke ladang, ada yang mengurus usaha dan lainnya menangkap hamba, menyiksa, dan membunuh.

Kedua, undangan yang tidak diperhitungkan sebelumnya. Undangan ini adalah orang yang dijumpai di persimpangan-persimpangan jalan. Undangan ini tidak bersyarat, entah orang baik atau orang jahat. Merekalah yang memenuhi ruangan pesta.

Namun di antara undangan ini, ada satu yang menarik perhatian Raja. Ada satu undangan yang tidak memakai pakaian pesta.

Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus. Dari perumpamaan ini ada dua hal yang patut kita renungkan.

Pertama, Tuhan memanggil kita untuk masuk dalam persekutuan surgawi. Undangan pesta dalam perjamuan kawin tersebut menyatakan panggilan Allah kepada kita. Allah mengundang kita, berarti Allah peduli, menghargai, dan menaruh perhatian pada kita.

Dia tidak hanya mengundang tapi bahkan memperlakukan kita secara khusus/istimewa, menyuruh hamba-Nya memberitahu kita bahwa pesta sudah siap. Luar biasa! Allah sungguh menghargai manusia cipataan-Nya. “Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia dan Aku ini mengasihi engkau maka Aku memberikan manusia sebagai gantimu, dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawamu." (Yesaya 43:4)

Adakah kita menghargai undangan Allah dalam hidup kita? Atau menolak, berdalih, bahkan membunuh niat orang baik yang menasihati langkah laku kita yang keluar dari inti hidup Kristiani?

Kedua, undangan tanpa pakaian pesta. Undangan tanpa pakaian pesta simbol kurang menghargai si empunya pesta tapi mau menikmati pesta. Dalam etikanya, selayaknya kita mempersiapkan diri sesuai acara yang diikuti.

Ada banyak orang yang mengakui, menerima, dan datang pada panggilan Allah melalui Yesus Putera-Nya. Namun, apakah semua orang Kristen benar-benar mempersiapkan dirinya (sikap, sifat, dan tindakan) untuk panggilan itu? Jika kita datang dalam suatu pesta, maka kita selayaknya menyatu dalam kasih Tuhan, yakni mengenakan Kristus dalam hidup kita (Galatia 3:27).

Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus. Panggilan Tuhan menuntut kesungguhan. Kesungguhan yang dipupuk dengan membina relasi yang intim secara personal dengan Yesus dan “merapatkan barisan“ mulai dari keluarga dan Gereja kita. Cor unum et anima una (sehati sejiwa). Semoga!

Petrus Tandilodang (Pembimbing Masyarakat Katolik Kanwil Kemenag Provinsi Sulawesi Barat)


Fotografer: Istimewa

Katolik Lainnya Lihat Semua

Mimbar Agama Lainnya Lihat Semua