Kolom

Jalan Tengah: Antara Kultum dan Diceramahi

Hamdan Juhannis (Rektor UIN Alauddin Makassar)

Hamdan Juhannis (Rektor UIN Alauddin Makassar)

Ada beberapa respon tentang ulasan ceramah yang sebaiknya berdurasi pendek. Meskipun saya kena "serangan balik" dari kawan lain yang ternyata menemukan tulisan saya masih tergolong panjang. Secara umum mereka berkesimpulan bahwa ceramah yang baik adalah yang pendek, padat, dan jelas.

Ada juga yang menambahkan satu syarat lagi, lucu. Saya bahkan terperangah dengan ulasan seorang teman professor, Prof. Rusnadi, bahwa semakin kita menguasai suatu pesan, semakin pendek cara kita mengungkapkannya.

Terkait dengan ceramah pendek, menarik mengulas ulang ulasan kawan lainnya, Prof. Hasanuddin Tahir. Menurutnya, di mimbar masjid yang ada di kompleksnya, ada tulisan yang jelas dengan font besar "ceramah maksimal 15 menit." Saya kira ini sudah banyak ditemukan pada masjid lainnya.

Namun yang lebih menarik adalah kesepakan yang dibuat oleh jamaah, rupanya kalau materi ceramah menarik, jamaah berhak untuk meminta tambahan waktu. Caranya, kalau ada usulan dari jamaah, disampaikan ke pengurus masjid, dan diberikanlah catatan yang tertulis "10 Menit lagi, Pak Ustaz." Mudah-mudahan tidak ada ustaz yang balik menyodorkan catatan tandingan "tambahan 10 menit, lain lagi hitungannya".

Pengalaman selama ini, menurut Prof Hasan, dari semua penceramah, presentasenya adalah 80 persen yang berakhir dengan quota waktu, dan hanya 20 persen yang mendapatkan permohonan waktu tambahan dari jamaah.

Dari fenomena tulisan tentang peringatan durasi di mimbar, ada yang bisa ditangkap bahwa sebetulnya masyarakat dalam ragam situasi tidak ingin sering-sering diceramahi. Kalaupun harus ceramah, sebaiknya tidak usah panjang. Kecuali dalam situasi tertentu, misalnya untuk kebutuhan kajian. Fenomena pembatasan waktu ceramah juga sebagai arus balik dari apa yang sering disebut "penjajahan kognitif," menumpukkan ragam pengetahun yang bisa saja bukan menjadi kebutuhan jamaah.

Saya menduga lahirnya istilah kultum (kuliah tujuh menit) sebenarnya lebih kepada motif ceramah singkat dengan secara jelas membatasi waktu. Sayang kultum ini berkembang menjadi istilah yang disimplifikasi maknanya, bukan lagi 7 menit, tapi maknanya ceramah. Dan jadinya kultum dipelesetkan dari kepanjangan aslinya menjadi kuliah 17 menit atau bahkan 70 menit. Tanggung, sekalian jadikan kuliah 700 menit.

Hamdan Juhannis (Rektor UIN Alauddin Makassar)


Editor: Moh Khoeron
Fotografer: Istimewa

Kolom Lainnya Lihat Semua

Lainnya Lihat Semua