Kolom

Menelisik Kitab Lomba Baca Kitab Kuning Tahun 2023

Mahrus eL-Mawa (Kasubdit Pendidikan Diniyah dan Ma'had Aly)

Mahrus eL-Mawa (Kasubdit Pendidikan Diniyah dan Ma'had Aly)

Praktik Islam di Indonesia luar biasa warna warninya. Salah satu warnanya adalah lomba baca kitab kuning yang bernama MQKN (Musabaqah Qira'atil Kutub Nasional). Nama MQKN juga mengalami dinamikanya, pernah juga bernama MUFAKAT. Apapun namanya, tetapi forum tersebut merupakan sebuah perhelatan akbar para santri Indonesia yang difasilitasi Kementerian Agama RI melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Subdit Pendidikan Diniyah dan Ma'had Aly (PDMA).

Sebagai sebuah even nasional tentang lomba baca kitab (kuning) di seluruh pelosok negeri, MQKN menjadi salah satu bukti bagaimana kitab turats itu dibaca, dimaknai, dan dipahami oleh para santri dengan beragam jenjangnya. Sebab itulah, acapkali para santri yang merasa belum siap dalam membaca kitab kuning, karena keterbatasan ilmu nahwu-sharaf (grammer), maka seorang santri akan putar balik. Ajang MQKN bukanlah semata mencari kemenangan, seperti dikatakan Direktur PD Pontren, Prof. Waryono Abdul Ghafur, tetapi lebih utama lagi adalah silaturahim intelektual bersama santri.

Mengingat silaturahim intelektual, maka penting kiranya dikenalkan sedikit beberapa kitab yang dilombakan setiap tingkatan (marhalah) dan bidang keilmuannya. Pertama, Marhalah Ula, Matn Safinah an-Naja (Fiqih/Hukum), Matn al-Jurumiyah (Nahwu/Grammer), Washaya al-Aba li al-Abna (Akhlak/Etika), Khulasah Nur al-Yaqin (Tarikh/Sejarah Kenabian Muhammad Saw.), dan Aqidah al-Awam (Tauhid/Teologi). Tingkat Ula ini selevel dengan tingkat dasar, pemula, beginner, seperti Sekolah Dasar/Madrasah Ibtida'iyah. Penilaian pada tingkatan ini lebih ditekankan pada bacaan yang benar dan tepat, bukan pemaknaan atau pemahamannya.

Kedua, Marhalah Wushto. Kitab-kitab yang dilombakan sebagai berikuti: Fath al-Qarib al-Mujib fi Syarh al-Fadh at-Taqrib (Fiqih/Hukum), al-Imrithi (Nahwu/Grammer), Adab al-'Alim wa al-Muta'alim (Akhlak/Etika), Nur al-Yaqin fi Sirah Sayyid al-Mursalin (Tarikh/Sejarah), Tafsir Jalalain (Tafsir Al-Qur'an), Al-Majalis as-Saniyah fi al-Kalam 'ala 'Arbain Nawawiyah (Hadis/Perkataan Nabi Saw.), Syarh Waraqat (Ushul Fiqih/Dasar-Prinsip Hukum Islam), Risalah Ahl As-Sunnah Wa al-Jama'ah (Tauhid/Teologi). Untuk kelas selevel pendidikan menengah ini keilmuannya ditambah, yaitu Tafsir Al-Qur'an, Hadis, dan Ushul Fiqh. Penambahan ini jelas karena secara psikologi pendidikan, mereka juga sudah mulai remaja dan bertambah akalnya.

Ketiga, Marhalah Ulya. Level ini merupakan bagian penting pengembangan seorang santri, kitab-kitabnya sebagai berikut: Fath al-Mu'in bi Syarh Qurrah al-'Ain bi Muhimmat ad-Din (Fiqh/Hukum), Syarah Ibn 'Aqil ala Alfiyah Ibn Malik (Nahwu/grammer), Minhaj al-'Abidin (Akhlak/Etika), ar-Rahiqil Makhtum (Tarikh/Sejarah), Marah Labid Li Kasyf Ma'na al-Qur'an al-Majid (Tafsir Al-Qur'an), Al-Itqan fi 'Ulum al-Qur'an (Ilmu Tafsir), Riyadush Shalihin (Hadis Nabi Saw.), Manhaj Dzawi an-Nazhar Syarh Mazhumah al-Atsar (Ilmu Hadis Nabi Saw.), Lub al-Usul dan Thariqat al-Hushul ala Ghayah al-Wushul (Ushul FIqh), Al-Jauhar al-Maknun dan Husn ash-Shiyaghah (Balagah/Ilmu Sastra), Syarh Umm al-Barahin li as-Sanusi (Tauhid/Teologi). Pada level menengah atas ini kitab-kitabnya sudah sangat mapan dan luar biasa secara keilmuan dalam kajian Islam. Beberapa keilmuan yang ditambah antara lain ilmu sastra, ilmu hadis, dan ilmu tafsir. Penambahan aspek "ilmu" ini menjadi proses keilmuan yang relatif sempurna.

Kitab-kitab di atas, sesungguhnya kitab atau buku yang menjadi rujukan, bacaan di kelas masing-masing sesuai tingkatannya. Satuan Pendidikannya disebut dengan Pendidikan Diniyah Formal (PDF) dan Pendidikan Mu'adalah. Hanya saja, Mu'adalah di sini tentu mereka yang mengkaji kitab-kitab turos atau kuning. Sebab tidak sedikit Sekolah Pendidikan Mu'adalah ini yang rujukan kitab/bukunya menggunakan diktat sendiri, sehingga tidak menggunakan kitab-kitab kuning yang dilombakan pada MQKN. Untuk akomodasi mu'adalah ini juga terdapat lomba debat bahasa Arab dan Inggris.

Untuk melengkapi keilmuan pesantren pada MQKN ini, terlebih dengan tema "Rekontekstualisasi Turas untuk Peradaban dan Kerukunan Indonesia", maka Ma'had Aly, sebagai pendidikan tinggi di Pesantren, maka diberi porsi untuk berpartisipasi pada lomba Debat Qanun (Konstitusi) dan Bahsul Kutub (Kajian kitab kuning bibliografis). Kedua jenis lomba ini tentu saja sangat bergengsi karena terkait dengan Rekontekstualisasi Turas. Bagaimana teks kitab klasik itu dapat merespon perkembangan zaman dengan bacaan konteks yang baru hari ini? Oleh karena itu, besar harapan kedua lomba dari Ma'had Aly ini menjadi pemicu dan pemacu untuk dapat meningkatkan kurikulum Ma'had Aly, selain tidak dapat dilepaskan dalam konteks keilmuan Islam di dunia, tetapi juga tidak lepas dari "membumikan" kitab kuning atau turos ini.

Demikian sekilas telisik atas kitab-kitab yang akan dilombakan pada MQKN tahun 2023. Kitab-kitab di atas sejalan dengan kaidah; al-Muhafadhatu 'ala al-Qadim ash-Shalih wal akhdz bi al-Jadidil Ashlah: Menjaga tradisi turas yang masih relevan/baik, dan mengambi turas baru yang lebih baik lagi. Contohnya, kitab kuning yang dilombakan tersebut tidak hanya muallif (pengarang) Timur Tengah, misalnya, tetapi juga ada yang muallif Indonesia, seperti KH. Hasyim Asy'ari dan KH. Sahal Mahfudh. Tentu ini tradisi baru yang insya Allah lebih baik lagi. Wallahu'alam.

Mahrus eL-Mawa (Kasubdit Pendidikan Diniyah dan Ma'had Aly)


Editor: Moh Khoeron
Fotografer: Istimewa

Opini Lainnya Lihat Semua

Lainnya Lihat Semua