Kolom

Metode Baca Al-Qur’an An-Nahdliyah

Mahrus eL-Mawa

Mahrus eL-Mawa

Suatu hari, penulis bertandang ke salah satu TPQ di Sidoarjo Jawa Timur. Seperti lazimnya, setiap TPQ menggunakan salah satu metode pembelajaran baca Al-Qur’an. Saat itu, penulis mendapat beberapa buku dari pengelo TPQ, salah satunya berjudul An-Nahdliyah. Hal itu mengulik rasa ingin tahu penulis tentang apa itu metode baca An-Nahdliyah.

Sebagaimana ditulis Sofian Effendi pada Ensiklopedia Cara Baca Al-Qur’an di Indonesia (2022: 161-162) An-Nahdliyah merupakan pengembangan metode Baghdadī. Metode ini disusun Lembaga Pendidikan Ma’arif NU di Tulung Agung, Jawa Timur. Adapun penekanan metode ini pada kesesuaian dan keteraturan “ketukan”. Maksud dari ketukan atau titian murattal, yakni jarak pelafalan satu huruf dengan huruf lainnya, sehingga bacaan santri sesuai, baik panjang maupun pendek dari bacaan Al-Qur’an.

Sofian Effendi menyebut beberapa alasan mengapa An-Nahdliyah perlu dibuat. Pertama, perlunya metode yang cepat dan mudah diserap oleh anak dalam belajar membaca Al-Qur’an. Kedua, pola pembelajaran berciri khas nahdliyin dengan menggabungkan nilai salaf dan modern, sisi lain menjadi upaya menjaga tradisi membaca Al-Qur’an yang berdasarkan metode kalangan nahdliyin. Ketiga, penamaan dan pembekalan sejak dini untuk mampu membaca Al-Qur’an dan menjadi bekal ke tahap selanjutnya.

Istilah An-Nahdliyah juga diambil dari organisasi sosial kemasyarakatan terbesar di Indonesia bernama Nahdlatul Ulama’. Dari kata Nahdlatul Ulama’ inilah kemudian dikembangkan menjadi metode pembelajaran Al-Qur’an, yang di beri nama “Metode Cepat Tanggap Belajar Al-Qur’an An-Nahdliyah.

An-Nahdliyah sebagai metode baru memiliki ciri khas pada kesesuaian dan keteraturan bacaan dengan menggunakan ketukan atau titian murotal. Sebagai alat bantunya antara lain tongkat untuk memperoleh kesesuaian dan keteraturan tersebut.

Adapun materi ajar dari metode yang nama lengkapnya “Cepat Tanggap Belajar Al-Qur’an An-Nahdliyah” ini disusun dalam 6 jilid. Sistem pembelajaran yang digunakan dengan sistem talaffudzi. Perbedaan dengan sistem talaffuzi lainnya, yaitu ketukan saat membaca contoh-contoh huruf dan kata dalam buku ajar atau dalam peraga pembelajaran.

Dengan berjejaring LP. Ma’arif NU Jawa Timur, metode ini tersebar ke seluruh Indonesia. Kantor pusatnya di Tulung Agung melalui pengurus majelis pembina TPQ An-Nadhliyah. Namun begitu, tidak semua cabang LP. Ma’arif NU otomatis menggunakan metode ini. []

Mahrus eL-Mawa (alumni jurusan Tafsir Hadits IAIN Sunan Kalijaga, nyantri di pesantren Al-Munawir Krapyak dan Salafiyah Pemalang, Kasubdit Pendidikan Al-Qur’an)


Editor: Moh Khoeron
Fotografer: Istimewa

Kolom Lainnya Lihat Semua

Lainnya Lihat Semua