Kolom

Metode Baca Al-Qur’an Yanbu’a

Mahrus eL-Mawa

Mahrus eL-Mawa

Suatu ketika, Zainab sebagai kepala sekolah Raudlatul Athfal Hidayatut Tauhid Losari lor Cirebon bertanya kepada penulis terkait bagaimana cara memperoleh buku-buku Yanbu’a, karena ingin mengganti Iqro’. Penulis hanya memberi nomor kontak adik ipar yang tinggal di Kudus, sebagai pusat atau asal usul Yanbu’a. Hingga saat ini Zainab masih menggunakan Yanbu’a, bahkan kini dapat langsung pesan ke Kudus.

Perkenalanku sendiri dengan Yanbu’a berawal dari anak-anak kami saat memulai belajar baca Al-Qur’an dengan menggunakan Yanbu’a, sebelumnya Iqro’, Qiro’ati, dan Ummi, baik di Madrasah Ibtidaiyyah Tangerang Selatan, maupun di masjid terdekat tempat tinggal yang masih Tangerang Selatan.

Berdasarkan penelusuran Sofian Effendi dan Muhammad Ulinnuha pada Ensiklopedia Cara Baca Al-Qur’an di Indonesia (2022: 271-274), Yanbu’a berasal dari usulan dan dorongan alumni Pondok Pesantren Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Kudus. Alasannya sederhana, supaya para alumni selalu ada hubungan dengan almamater pesantren. Usulan lainnya datang juga dari masyarakat, Lembaga Pendidikan Ma’arif NU, serta Muslimat NU cabang Kudus dan Jepara untuk membuat metode baca Al-Qur’an ala Yanbu’.

Tujuan utama dari Yanbu’ ini untuk menjaga dan memelihara keseragaman bacaan. Maka dengan tawakkal dan memohon pertolongan Allah, tersusunlah buku cara baca Al-Qur’an Bernama Yanbu’a, meliputi Thoriqoh Baca Tulis dan Menghafal Al-Qur’an. Pengasuh pesantren Yanbu’, Kyai Ulin, menegaskan bahwa metode Yanbu’a adalah sebagai salah satu sarana untuk mencapai tujuan, bukan semata-mata sebagai tujuan.

Sofian dkk (2022: 271-274) menyebutkan bahwa penamaan Yanbu’a karena adopsi dari tempat lahirnya metode dan ditulis oleh pimpinan pondok pesantren tersebut, yaitu pondok pesantren tahfidzul Qur’an “Yanbu’ul Qur’an”. Yanbu’a sendiri menawarkan pembelajaran membaca dan menulis serta menghafal Al-Quran dengan cepat, mudah dan benar yang dapat diterapkan baik untuk anak maupun dewasa. Rasm Utsmani menjadi dasar pembuatannya, lalu tanda baca dan waqaf dalam Mushaf Al-Qur’an ala Rasm Utsmani yang telah dipakai di negara-negara Arab dan Negara Islam.

Penyusunnya terdiri dari tiga pengasuh Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an yang merupakan putra KH. Arwani Amin Al-Kudsy (Alm), yaitu KH. Muhammad Ulinnuha Arwani, KH. Ulil Albab Arwani, dan KH. M. Manshur Maskan (Alm). Selain tiga tokoh utama, penyusunan metode ini juga dibantu oleh tokoh lain di antaranya: KH. Sya’roni Ahmadi (Kudus), KH. Amin Sholeh (Jepara), Ma’mun Muzayyin (Kajen Pati), KH. Sirojuddin (Kudus) dan KH. Busyro (Kudus).

Metode Yanbu’a disusun dengan Rasm Utsmani dan menggunakan tanda baca dan waqaf yang ada di dalam Mushaf Al-Quran Rasm Utsmani yang dipakai di Negara-negara Arab dan Negara Islam. Media pembelajarannya meliputi, buku ajar Yanbu’a 7 jilid, Yanbu’a Peraga, Yanbu’a Tahajji untuk panduan menulis, Yanbu’a Makhorijul Huruf dan Yanbu’a Panduan untuk melatih anak mengahafalkan ayat-ayat pendek dan do’a-do’a harian. Metode Yanbu’a ditulis dalam 11 jilid dengan spesifikasi 7 jilid materi pembelajaran dasar, 3 jilid berisikan materi gharib, tajwid dan latihan makhārijul huruf, 1 jilid berisikan materi hafalan dan 1 jilid berisikan panduan cara mengajar metode Yanbu’a, Basis yang digunakan dalam metode yanbu’a menggunakan sistem pembelajaran Talaffudzi dengan pendekatan suku kata.

Selanjutnya, sebaran Yanbu’a, selain di pesantren Yanbu’ul Qur’an dan jejaring alumni pondok pesantren Yanbu’ul Qur’an yang tersebar di seluruh wilayah di Indonesia. Misalnya di beberapa kabupaten di provinsi Jawa Tenagah seperti Batang, Brebes, Kebumen, Jepara dan beberapa kota lain. Kemudian Jawa Timur seperti Banyuwangi, Lamongan, Pasuruan, Surabaya, Sidoarjo, dan kabupaten-kota lain, seperti Cirebon di Jawa Barat dan Tangerang Selatan di Banten. Selain itu, Yanbu’a juga diterapkan di Jakarta, Bekasi, Yogyakarta, Sarolangon, Merangin, Bangka, Lampung, Musi Rawas, Batam sampai ke Malaysia dan Taiwan. Beberapa lembaga yang menggunakan Metode Yanbu’a sebagai bahan ajar baca Al-Qur’an di antaranya Pondok Pesantren Tahfidhil Qur’an Sirojul ‘Ulum Pare Kediri, TK Nurul Ummah Kotagede Yogyakarta, TPA Musollah Nurulyaqin Teluk Betung, dan SMP IT Al-Anis Kartasura. []

Mahrus eL-Mawa (alumni jurusan Tafsir Hadits IAIN Sunan Kalijaga, nyantri di pesantren Al-Munawir Krapyak dan Salafiyah Pemalang, Kasubdit Pendidikan Al-Qur’an)


Editor: Moh Khoeron
Fotografer: Istimewa

Kolom Lainnya Lihat Semua

Lainnya Lihat Semua