Kristen

Dipanggil untuk Jadi Berkat bagi Banyak Orang

Pdt. Johannis Pattiasina, M.Th. ( Ketum “Gereja Rasuli Indonesia” )

Pdt. Johannis Pattiasina, M.Th. ( Ketum “Gereja Rasuli Indonesia” )

Sejak kejatuhan manusia dalam dosa, ada janji keselamatan yang diberikan oleh Allah untuk manusia yang telah jatuh dalam dosa. Janji tersebut telah digenapi di dalam dan melalui Tuhan Yesus, Kristus yang rela mati di kayu salib untuk menyelamatkan manusia.

Kehadiran Yesus Kristus d dunia ini merupakan bagian dari penggenapan keselamatan dari Allah dalam PROTO-EUANGELION (Kej.3:15). Penggenapan janji keselamatan tersebut telah dimulai melalui keluarga Nuh. Oleh karena Nuh mendapat “kasih karunia” di mata Allah (Kej.6:8) dan berlanjut kepada Abraham yang dipanggil keluar dari negeri, sanak saudara dan dari rumah bapanya (Kej.12:1).

Alkitab mencatat bahwa dalam perjalanan hidup Abraham (walaupun ada pasang-surut iman) Ia telah menjadi berkat bagi bangsa-bangsa. Mengapa Abraham pada akhirnya menjadi berkat bagi bangsa-bangsa? Ada 3 jawaban dalam Kej.12:1-4:

1. Menangkap Visi dari Tuhan (1)

Secara Theologis “Visi” dapat diartikan: Apa yang Allah ingin lakukan ke depan yang lahir melalui Doa, Firman Tuhan, Pengalaman Pelayanan, pengamatan yang cermat tentang keadaan internal dan tujuan jauh kedepan. Dalam ayat 1, TUHAN membukakan/ menyingkapkan visi kepada Abraham bahwa ia akan menjadi berkat bagi bangsa-bangsa.

Hal ini menunjukkan bahwa penyingkapan VISI Allah adalah anugerah dari TUHAN bagi Abraham, ia mendapatkan keistimewaan di hadapan Allah. Daud berkata dalam Mazmur 25:14 mengatakan “ TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka.”.

Ada dua hal penting dalam ayat tersebut. “Bergaul karib” yang menunjuk pada hubungan intim Abraham dengan TUHAN dan “perjanjianNya” (dalam terjemahan lain disebut “rahasia”). Ternyata hubungan intim Abraham menjadikannya pribadi yang istimewa di hadapan TUHAN, sehingga ia disebut sahabat Allah (Yakobus 2:23)

Kedekatan/persekutuannya dengan TUHAN terlihat saat Abraham tiba di tempat yang baru Ia selalu mendirikan mezbah penyembahan bagi TUHAN, bahkan sepanjang hidupnya selalu mendirikan mezbah sebagai wujud kedekatannya dengan TUHAN (Kej.12:7,8; 13:4,8; 22:9). Hal tersebut membuatnya dapat menangkap VISI/ kehendak TUHAN dalam hidupnya, yaitu: menjadi berkat bagi Bangsa-Bangsa/atau banyak orang.

2. Memelihara Visi dari Tuhan (1)

Memelihara Visi yang telah dibukakan oleh TUHAN sangat berhubungan erat dengan integrasi hidup seseorang pada visi tersebut (meskipun sebenarnya pemeliharaan visi itu dilakukan oleh TUHAN sendiri). Orang yang mengintegrasikan diri pada visi Allah akan mengutamakan apa yang menjadi prioritas bagi ALLAH.

Perhatikan ayat 1, TUHAN memerintahkan Abraham untuk pergi dari:

a. Negerimu/ tanahmu. Perintah ini menantang Abraham untuk memprioritaskan Visi yang diberikan kepadanya dibandingkan dengan negerinya sendiri. Inilah yang disebut dengan tantangan yang berhubungan dengan nasionalisme.

b. Sanak saudaramu. Perintah ini menantang Abraham untuk memprioritaskan Visi yang diberikan kepadanya dibandingkan kekerabatan bersama dengan anggota keluarga lainnya.

c. Rumah bapamu, Perintah ini menantang Abraham untuk memprioritaskan Visi yang diberikan kepadanya dibandingkan kebanggaan mewarisi warisan keluarga dan kenyamanan hidup dalam ketergantungan pada bapanya. Ketika Abram menerima VISI dari TUHAN, ia ditantang untuk menyerahkan zona nyamannya dari rumah ayahnya, ia harus kehilangan keamanan dan kenyamanan. Dia menempatkan kelangsungan hidupnya, identitasnya, masa depannya dan keamanannya di tangan Tuhan.

3. Mentaati Visi dari Tuhan (4)

Bukanlah perkara yang mudah bagi Abraham untuk meninggalkan tanahnya, sanak saudaranya dan hak warisan dari ayahnya. Meskipun berat, Abraham tetap memilih taat pada VISI yang diberikan oleh Allah. Pada ayat 4 Alkitab mencatat bahwa Abraham pergi sesuai dengan perintah TUHAN. Ketaatan membutuhkan komitmen dan pengorbanan. Ketaatan Abraham tidak didasarkan pada logika dan perasaannya, tetapi didasarkan pada VISI yang difirmankan oleh Tuhan kepadanya. VISI yang diberikan kepada Abraham adalah menjadi berkat bagi bangsa-bangsa atau menjadi berkat bagi banyak orang.

Secara umum, setiap orang Kristen juga dipanggil supaya menjadi berkat bagi banyak bangsa/banyak orang, tentunya dengan cara yang berbeda-beda satu dengan yang lain. Artinya setiap orang Kristen memiliki panggilan yang sama, namun dengan Visi yang berbeda-beda. Ada yang memberitakan kabar baik/kabar keselamatan kepada orang lain (Bnd. I Pet.2:9) sebagai penginjil/ ”Hamba Tuhan”, ada yang lewat profesi atau pekerjaan masing-masing orang. Karena itu hendaknya setiap orang Kristen harus menyadari bahwa Tuhan menempatkan kita/Tuhan mengaruniakan kepada kita pekerjaan/bahkan dengan jabatan tertentu bukan sekedar untuk gaji/uang/profit, tetapi ada tujuan tertinggi dari Tuhan yaitu agar melalui tugas, pekerjaan, profesi yang Tuhan anugerahkan saudara akan menjadi berkat bagi banyak orang, tanpa terkecuali apakah orang itu seiman atau tidak seiman dengan saudara. Bahkan Saudara dituntut untuk bekerja dengan sungguh-sungguh, dengan benar/jujur, dengan demikian Tuhan dimuliahkan melalui sikap dan cara saudara bekerja.

“Kamulah surat kami yang tertulis dalam hati kami, yang dikenal dan dapat dibaca oleh semua orang. Sebab, telah ternyata bahwa kamulah surat Kristus…” 2 Korintus 3:2-3a (Alkitab terjemahan baru edisi 2). Tuhan Yesus Memberkati. Amin…

Pdt. Johannis Pattiasina, M.Th. ( Ketum “Gereja Rasuli Indonesia” )


Fotografer: Istimewa

Kristen Lainnya Lihat Semua

Pdt. Dr. Andreas Agus (Rohaniwan Kristen)
Layak Dipercaya

Mimbar Agama Lainnya Lihat Semua