Nasional

Ada Referensi Jika Hilal Awal Syawwal 1435H Teramati di Wilayah Indonesia

Jakarta (Pinmas) —- Ada referensi pelaporan hilal, jika hilal awal Syawwal 1435H teramati di wilayah Indonesia. Ada referensi empiric jika hilal awal Syawwal 1435H teramati di wilayah Indonesia pada Minggu (27/07).

Kedua penegasan ini disampaikan oleh peneliti Badan Hisab Rukyat Kementerian Agama Cecep Nurwendaya saat memberikan paparan mengenai posisi hilal Awal Syawwal 1435H dalam rangkaian pelaksanaan siding itsbat (penetapan) awal Syawwal 1435 H yang digelar Kementerian Agama di Gedung Kemenag, Jl. MH. Thamrin No. 6, Jakarta, Minggu (27/07).

Hadir dalam kesempatan ini, Menag Lukman Hakim Saifuddin, Wamenag Nasaruddin Umar, para pejabat Eselon I dan II Kementerian Agama, perwakilan dari Ormas Islam seluruh Indonesia, serta para perwakilan Duta Besar Negara sahabat.

“Ada referensi empirik visibilitas hilal jika hilal awal Syawwal 1435H teramati di Wilayah Indonesia,” terang Cecep.

Menurutnya, Ijtimak terjadi pada hari Minggu (27/07) pukul 05.42 WIB. Ketinggian hilal di Indonesia berkisar antara 2 – 3.5 derajat. Bahkan, di Pelabuhan Ratu secara hisab ketinggian hilal bisa mencapai 3.67 derajat. Umur hilal, 12 jam 11 menit 18 detik, jarak busur 6.53 derajat, dan fraksi iluminasinya 0.41 %.

“Sesuai kriteria MABIMS, maka awal bulan jatuh pada Senin 28 Juli, secra hisab,” terang Cecep.

“Ketinggian hilal positif. Saat matahari terbenam, posisi hilal di atas ufuk dan matahari terbenam terlebih dahulu,” tambahnya.

Lantas bagaimana referensi pelaporan hilalnya? Cece Nurwendaya menjelaskan bahwa hilal awal Syawwal 1404H dengan ketinggian 2 derajat dan ijtimak terjadi jam 10:18 WIB pada tanggal 29 Juni 1984 dapat dilihat oleh 6 perukyat: Muhamamd Arief (Panitera Pengadilan Agama Pare-Pare), Muhadir (Bendahara Pengadilan Pare-Pare), Abdul Hamid (Guru Agama Jakarta), Ma’mur (Guru Agama Sukabumi), dan Endang Efendi (Hakim Agama Sukabumi)

“Jadi ada referensi empiric visibilitas (ketampakan) hilal, jika hilal awal Syawwal 1435H teramati di wilayah Indonesia,” tutur Cecep.

Cecep kemudian membandingkan ketinggian hilal Awal Syawwal 1435H dengan kriteria MABIMS, yang meliputi: tinggi hilal minimal 2 derajat, elongasi (jarak busur) Bulan-Matahari 3 derajat, dan umur hilal minimal 8 jam. “Seluruh wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke sudah memenuhi kriteria MABIMS,” terang Cecep..

“Jadi kalau hilal awal syawal 1435H pada Ahad (27/07) teramati di wilayah Indonesia, ada referensinya,” pungkasnya. (mkd/mkd)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua