Nasional

Agar Tidak Monoton, Penyedia Katering Harus Pandai Meramu Menu

Madinah (Pinmas) – Keluhan jemaah yang menilai menu masakan yang cenderung monoton khususnya sayuran, sehingga ada selorohan “sayuran arbain” menjadi perhatian Kementerian Agama. Dalam sidaknya ke dapur katering, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Abdul Djamil menekankan kepada penyedian katering agar dan harus pandai meramu menu dengan bahan yang ada sehingga bervariasi , tidak monoton.

“Kita hanya ingin penjelasan tentang menu masakan sayur mayur yang ada kesamaan dari hari ke hari, jangan sampai terkesan sayurnya itu-itu melulu,”ujar Djamil kepada MCH saat meninjau tiga perusahaan katering di Madinah, Kamis (18/9).

Dikatakannya, dari penjelasan perusahaan katering, bahwa memang bahan sayur yang ada di Saudi ini tidak seperti di Indonesia variasinya, oleh karenanya disarankan oleh petugas PPIH yang memang ahli gzi yang kita bawa dari Indonesia untuk membuat variasi menu sayurnya, misalnya kalau bahan adanya wortel sekarang menunya capcay , menu hari berikutny kalau ada wortel dan kacang polong menunya harus dibikin lain.

“Agar supaya jemaah tidak merasa menu itu lagi, besok itu-itu lagi, ini kita sampaikan kepada perusahan katering,” kata Djamil.

Ketika ditanyakan bila perusahan katering ditemukan melanggar perjanjian, dijawab Djamil bahwa itu akan dievaluasi, pada setiap kita menjalin kontrak dengan pihak lain mengenai layanan pada jemaah, dan pada pelanggaran yang tidak bisa ditoleransi maka tentu akan kita kenakan sanksi, seperti juga yang terjadi pada pemondokan dan akan kita kawal terus.

“Kita ini dari waktu ke waktu harus meningkatkan layanan terhadap jemaah , jadi tidak boleh hanya mendengar laporan-laporan lisan, harus kita tengok kaya begini. Dan ini sudah siap memberikan layanan terbaiknya dan memperbaiki hal yang dirasakan kurang,” ungkap Djamil.

Sementara itu, Sahladi manajer operasional Saudi Reation mengaku tidak kendala dalam penyiapan makanan kepada pengelola katering,ia mengatakan kalau kendala secara umum tidak ada. Hanya ia mengaku bahwa mungkin bahan baku terutama sayur terbatas di Arab Saudi.

“Karena keterbatasan sayur di sini dan di Indonesia sangat berbeda sedangkan kita harus menyajikan selera-selera Indonesia, jadi seperti disampaikan bapak Dirjen harus ada variasi walaupun bahan bakunya sama,” katanya.

Terkait dengan distribusi, Sahladi menjelaskan bahwa secara umum berjalan lancar, kalau ada keterlambatan lebih disebabkan karena persoalan teknis, seperti di perjalanan ada kerusakan mobil tetapi selalu kita backup dengan cadangan (mobil) kita.

Ia mengaku telah memenuhi dua poin utama yag disampaikan Dirjen yaitu semua koki dibawa dari Indonesia dan bumbu kita juga bawa dari Indonesia.

“Jadi kalau dua itu sudah terpenuhi, Insya Allah selera Indonesia, tinggal teknis di lapangan saja semuanya,” pungkas Sahladi. (dm/mch2014).

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua