Nasional

Beri Motivasi Petugas Haji, Abdul Djamil Berbagi Ragam Kisah tentang Jemaah

Prof. Abdul Jamil saat memberi motivasi petugas haji di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Senin (28/05) malam.

Prof. Abdul Jamil saat memberi motivasi petugas haji di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Senin (28/05) malam.

Jakarta (Kemenag) --- Indonesia adalah negara pengirim jemaah haji terbesar di dunia. Jemaah Indonesia sangat heterogen dan itu juga tercermin dari keragamaan kisah mereka kala beribadah haji.

Keragaman kisah ini dibagu mantan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Abdul Jamil, Senin (28/05), saat memberi motivasi 780 pelayan tamu-tamu Allah (dluyufurrahman). Terselip pesan darinya, bahwa penyelenggaraan haji unik dan karenanya jangan gegabah dan terlalu yakin.

“Saya masih ingat tahun 2015, di awal, panitia haji sempat yakin tidak akan terjadi kebakaran. Tapi, ternyata ada jemaah yang memasak di atas kasur lalu terjadi kebakaran,” ungkap Abdul Djamil mengawali kisahnya di asrama haji Pondok Gede, Senin (28/05).

Sementara tahun 2016, sambungnya, ada jemaah yang memasang tali jemuran pakaian pada fire sprinkle system (penyemprot air ketika potensi kebakaran terdeteksi) yang ada di langit-langit kamar hotel. “Karena ditinggal thawaf, mungkin tertarik atau bagaimana, alat semprot tadi terlepas dan kamar kebanjiran,” ujar Abdul Jamil diikuti tawa hadirin.

“Itulah uniknya penyelenggaraan haji, kita tidak boleh terlalu yakin dengan kemampuan kita,” ingat Abdul Djamil yang saat ini berkhidmat sebagai guru besar UIN Sunam Walisongo Semarang.

Pernah terjadi juga, lanjut Abdul Djamil, jemaah haji yang minta dibukakan pintu pesawat. Padahal, saat itu pesawat sedang terbang pada ketinggian 30 ribu kaki. “Katanya biar isis (sejuk-red),” ungkapnya kembali diikuti tawa peserta pelatihan.

Kejadian juga, imbuh Jamil, seorang jemaah yang sudah kebelet buang air kecil tapi balik lagi. “Tidak ada air, Pak,” kata Abdul Djamil menirukan jawaban jemaah saat ditanya alasannya.

Menurut Djamil, kejadian seperti itu bisa terjadi karena keragaman jemaah haji Indonesia, baik dari tingkat pendidikab, pengalaman bepergian, hingga kondisi kesehatan. “Mulai dari lulusan SD hingga guru besar, bahkan mulai dari yang belum pernah lihat mobil hingga sudah ratusan kali naik pesawat,” bebernya.

Karenanya, Djamil meminta petugas haji untuk menjaga kebersamaan, disiplin tinggi dan sadar sedang berada di ‘rumah orang’. “Apalagi di Saudi tergolong memiliki cuaca ekstrim yang butuh adaptasi seluruh jemaah,” tandasnya seraya menambahkan agar seluruh petugas dan jemaah semaksimal mungkin sadar hukum di negeri orang. (bap)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua