Nasional

Berpesan Kearifan Menyikapi Perbedaan, Menag Berkisah Tentang Ibnu Hudzafah Dalam Haul Syeikh Nawawi

Banten (Pinmas) —- Menag Lukman Hakim Saifuddin mengajak umat Muslim Indonesia untuk memahami semangat dan pemikiran Syeikh An-Nawawi Al-Bantani yang moderat, penuh toleransi, dan arif dalam menyikapi perbedaan.

“Syeikh Nawawi tidak hanya ulama Fiqih yang bermazhab Syafii, tapi juga seorang Sufi yang mendalami tasawwuf. Pemikiran-pemikiran beliau sangat moderat dan menginspirasi ulama-ulama besar di Indonesia,” terang Menag saat memberikan sambutan pada peringatan Haul Syeikh Nawai Al-Bantani, Tanara, Serang, Jumat (22/08) malam.

Hadir dalam kesempatan ini, Pengasuh PP An-Nawawi KH Makruf Amin, Plt. Gubernur Banten Rano Karno, Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Masykuri Abdillah, serta para tokoh agama dan ribuan masyarakat Banten dan sekitarnya.

Menurutnya, hampir semua ulama besar di Indonesia adalah murid dari Syeikh Nawawi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Tidak langsung maksudnya, lanjut Menag, semua ulama Indonesia, pasti pernah membaca kitab yang dikarang oleh Syeikh Nawawi. Karenanya, ulama-ulama besar di Indonesia sebagian besar memiliki karakter pemikiran yang moderat dalam mengajarkan nilai-nilai Islam di Indonesia yang sangat majemuk dan beragam ini.

Menguti kitab kuning yang umum dipelajari di Pesantren, Ruhul Islam Wa Mazayahu, Menag lalu berkisah tentang sebuah peristiwa yang terjadi pada masa Khalifah Umar bin Khattab. Dikisahkan saat itu, ada seorang sahabat yang bernama Ibnu Hudzafah yang dipersalahkan karena pendapatnya yang dinilai sangat ekstrem dan berseberangan paham dengan pandangan mayoritas saat itu.

Ada empat pernyataan Ibn Hudzafah yang memunculkan polemik saat itu. Diriwayatkan, Ibnu Hudzafah saat itu mengatakan bahwa dirinya menghindari al-haq, mencintai fitnah, shalat tidak perlu lagi berwudlu, serta memiliki apa yang Tuhan tidak miliki.

Pandangan itu membuat para sahabat marah, lalu membawanya kepada Umar bin Khattab untuk diadili. Umar pun dikisahkan geram. Di tengah kegeraman Umar, Sayyidina Ali bin Abi Thalib yang terkenal dengan kecerdasannya, meminta Amiril Mukminin untuk menanyakan kepada Ibnu Hudzafah tentang maksud dari pernyataannya.

Ibnu Hudzafah pun menjelaskan. Menurutnya, dia menghindari al-haq karena al-haq yang dia maksudkan adalah kematian (al-mawt).

“Sebagian besar kita memang memaknai al-haq dengan kebenaran. Tapi al-haq juga bermakna kematian. Kalau kita mengantar jenazah dan mendengar talqin, itu akan kita dengar bahwa maut juga disebut al-haq,” terang Menag.

Tentang mencintai fitnah, Ibnu Hudzafah menjelaskan bahwa fitnah yang dia maksudkan adalah anak dan harta benda yang dia miliki. “Dalam Al-Quran disebutkan innama amwalukum wa awladukum fitnah. Itulah kenapa Ibnu Hudzafah mengatakan bahwa dia mencintai fitnah,” kisah Menag.

Tentang salat tidak perlu berwudlu, Ibnu Hudzafah menjelaskan bahwa dia memaknai salat dengan doa, dan ketika berdoa, memang tidak harus berwudlu. Sedang terkait pernyataan bahwa saya memiliki apa yang Tuhan tidak miliki, Ibnu Hudzafah menjelaskan bahwa maksudnya adalah saya memiliki anak dan istri, yang Tuhan tidak miliki, sebagaimana dijelaskan dalam QS Al Ikhlas.

“Setelah dijelaskan oleh Ibnu Hudzafah, kegemparan yang terjadai saat itu pun mereda dan bisa diselesaikan,” kisah Menag.

Menutup kisahnya, Menag mengatakan bahwa riwayat ini terdapat dalam kitab Ruhul Islam wa Mazayahu, sebuah kitab yang mengisahkan tentang bagaimana perbedaan pandangan itu harus disikapi dengan penuh kearifan.

“Di sinilah konteksnya dalam Bangsa Indonesia yang sangat beragam, majemuk, dan plural, di mana paham-paham itu tidak tunggal, maka diperlukan kearifan untuk bagaimana menyikapi perbedaan-perbedaan,” jelas Menag.

Namun demikian, Menag menegaskan bahwa kalau paham-paham itu setelah diselidiki dan didalami memang jelas bertentangan dengan pokok-pokok inti dan prinsip dari sebuah paham keagamaan, maka tentu ini bisa dikategorikan dalam penistaan yang dalam konteks kita bisa melanggar hukum. (mkd/mkd)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua