Nasional

Bersama Ribuan Umat Islam, Wapres Shalat Iduladha di Istiqlal

Wapres Jusuf Kalla bersama umat Islam saat Shalat Iduladha 1438Hdi Masjid Istiqlal, Jakarta. (foto:sandi).

Wapres Jusuf Kalla bersama umat Islam saat Shalat Iduladha 1438Hdi Masjid Istiqlal, Jakarta. (foto:sandi).

Jakarta (Kemenag) - Wakil Presiden Jusuf Kalla bersama ribuan umat Islam dari Jakarta dan sekitarnya hadir mendirikan shalat Iduladha di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jum'at (01/09). Tampak sejumlah pimpinan lemba tinggi negara, sejumlah menteri Kabinet Kerja, besar negara sahabat, dan alim ulama berada di deretan shaf depan.

Dipimpin imam masjid H Hasanuddin Sinaga, Shalat Iduladha dimulai tepat Pukul 07.00 WIB, dengan khatib Pendis Kamaruddin Amin yang mengangkat tema, Iduladha dan Semangat Rekonsiliasi Nasional.

Dalam khutbahnya, Khatib menegaskan, di Indonesia yang majemuk, agama selain menjadi roh disetiap aktivitas umat, juga harus menjadi perekat sosial,menjadi driving force konsolidasi, persatuan dan kesatuan demi mewujudkan cita-cita bangsa sekaligus cita-cita agama.

"Refleksi keagamaan dan refleksi kebangsaan harus bersinergi untuk mewujudkan cita-cita bersama. Mari kita buka mata, mendengar matahari dan telinga rohani kita, mengi'tibar dan mentadabur salah satu tanda keagungan dan kekuasaan Allah SWT;" ujar khatib

Dipaparkan khatib, peristiwa sejarah kurban, tentang konflik batin Nabi Ibrahim AS antara kecintaan terhadap putra tunggalnya dengan ketaatan memenuhi perintah Allah SWT. Dimana Nabi Ibrahim AS dengan tulus dan pasrah, memilih perintah Allah SWT.

"Suasana peristiwa makin haru dan menegangkan saat Ismail muda membuktikan diri sebagai anak yang shaleh, patuh dan taat kepada orang tua," jelasnya.

Khatib melihat, sejarah kurban mengandung beberapa pesan moral. Pertama, kepasrahan mutlak dan ketundukan total atas perintah Allah SWT. Berislam adalah tunduk pasrah secara total kepada perintah agama, dari pada kepentingan diri, keluarga, jabatan dan lain sebagainya. Kedua, adalah tentang kemuliaan manusia.

"Manusia dengan alasan apa pun, tidak boleh dikurbankan. Dan yang ketiga adalah mengajarkan pola hubungan dan komunikasi antara orang tua dan anak. Anak adalah amanah, orang tua wajib membentuk kepribadian anak untuk shaleh dan taat kepada Allah SWT. Juga, mengajari anak arti dan cara mengarungi lautan kehidupan. Orang tua harus terlibat dalam pembentukan karakter anak," tutur khatib.

Khatib juga menyatakan, Indonesia saat ini sedang menghadapi tantangan pembentukan karakter bangsa. Menurutnya, pendidikan karakter yang berdimensi olah hati, rasa, pikir dan raga harus mampu menumbuhkan setidaknya lima nilai, yakni; integritas, religiusitas, nasionalisme, kemandirian dan gotong royong.

"Tak ada Bangsa yang besar tanpa pendidikan yang maju dan karakter yang kuat. Tak ada karakter kuat dan pendidikan maju tanpa adanya sinergi dari keluarga, lembaga pendidikan dan masyarakat. Semoga semangat berkurban ini mampu menumbuhkan, merawat dan melestarikan semangat kolektif seluruh warga Bangsa untuk terwujudnya warga bangsa yang religius dan tercapainya cita-cita bangsa kita, yakni masyakarat adil dan makmur," ucap khatib.

Pada Idul Adha 2017 ini, masjid Istiqlal menerima hewan kurban sebanyak 53 ekor, terdiri atas 27 sapi dan 26 ekor kambing. 27 ekor sapi tersebut antara lain kurban dari Presiden RI, Wakil Presiden, Menag, Mensesneg, Kapolri, Menperindag, Mensos, Mbak Tutut, Yayasan Sulaimaniyah Turki, Perhimpunan Muslim Tionghoa, Migas, BEJ dan lain sebagainya.

Usai shalat, Wapres Jusuf Kalla didampingi Ibu Mufidah Jusuf Kalla menyerahkan 2 ekor sapi, dari Presiden dan Wapres dan diterima langsung boleh Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar.

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua