Nasional

Bertemu Menag, KWI Bahas Swasembada Anggur Peribadatan Umat Katolik

Menag Lukman bersama Wakil Ketua II KWI, Mgr Yustinus Harjosusanto (Foto:Rusdy)

Menag Lukman bersama Wakil Ketua II KWI, Mgr Yustinus Harjosusanto (Foto:Rusdy)

Jakarta (Kemenag) --- Pengurus Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) bertemu dengan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di Kantor Kemenag, Jalan Lapangan Banteng Barat, Jakarta, Rabu (25/07).

Pertemuan KWI dengan Menag tersebut membahas rencana swasembada dan rekomendasi anggur peribadatan untuk umat Katolik di Indonesia yang selama ini didatangkan dari luar negeri. Pengurus KWI yang bertemu Menag Lukman Hakim diantaranya Wakil Ketua II KWI, Mgr Yustinus Harjosusanto, Sekretaris Eksekutif dan Direktur KWI, Rm Siprianus Hormat, Kepala Departemen KWI, Rm Agustinus Surianto Himawan, Sekretaris Komisi Liturgi KWI, Rm Yohanes Rusae.

Turut mendampingi Menag Kabag TU Pimpinan Khoirul Huda dan Kasubdit Pemberdayaan Umat Ditjen Bimas Katolik Benediktus Haro.

Menag Lukman dalam kesempatan tersebut mengaku senang bertemu pengurus KWI dan merasa banyak mendapat wawasan terkait anggur yang menjadi sesuatu bagian yang tidak bisa dipisahkan dari peribadatan umat Katolik.

"Kami Kemenag berkewajiban untuk bagaimana agar seluruh umat beragama di Indonesia terlayani dengan baik. Kami mendukung kalau memang swasembada anggur peribadatan sudah menjadi keputusan bagi KWI. Kalau KWI sudah memproduksi sendiri anggur peribadatan, kami tentu akan mendukung sepenuhnya," kata Menag.

"Soal dukungan kongrit seperti rekomenasi akan dilakukan secepatnya. Mohon segera siapkan draf surat rekomendasi tersebut. Saya juga mengusulkan agar dialokasikan anggaran di Ditjen Katolik untuk ikut membantu pengadaan dan produksi anggur peribadatan. Intinya bagaimana umat tidak ada kendala dalam menjalani peribadatan," sambung Menag.

Wakil Ketua II KWI, Mgr Yustinus Harjosusanto mengatakan persoalan rekomendasi anggur peribadatan bagi umat Katolik di Indonesia menjadi hal mendasar. Menurut Yustinus, umat Katolik dalam menjalankan peribadatan selalu mengunakan anggur jenis tertentu yang selama ini didatangkan dari luar negeri seperti Spanyol dan Australia.

"Sejak 2010 kami berfikir untuk produksi sendiri membuat anggur yang sudah memenuhui syarat untuk peribadatan, namun ternyata itu tidak mudah. Rencana produksi anggur dalam negeri ini juga untuk mengurangi ketergantungan anggur peribadatan dari luar negeri. Untuk kepentingan ini kami mohon kepada Pak Menteri untuk memberi rekomendasi dalam hal pembebasan bea cukai dan ppn," kata Yustinus.

Kepala Departemen KWI, Rm Agustinus Surianto Himawan menambahkan, mengurus impor anggur untuk peribadatan bukanlah persoalan mudah dan memiliki banyak kesulitan.

Misalnya anggur impor yang sudah masuk di pelabuhan Tanjung Priok bisa memakan waktu hingga enam bulan untuk keluar. Ketentuan anggur untuk peribadatan umat Katolik tidak boleh ada campuran lain dan tentunya anggur untuk peribadatan ini mendapat rekomendasi dari KWI.

"Kebutuhan anggur untuk gereja katolik se Indondesia setiap tahun mencapai 33 ribu liter. Dan impor ini dibatasi hanya dua tahun sekali. Jika kita produksi sendiri tentu tidak ada lagi impor anggur. Kami berharap dengan rekomendasi sehingga kita bisa swasembada anggur dalam negeri," ujarnya.

Ia menambahkan, KWI sudah menemukan kawasa perkebunan anggur seperti di Bulelelang Bali yang cukup besar untuk memenuhi kebutuhan anggur peribadatan. Sementara untuk produksinya KWI akan bekerjasama dengan pihak ketiga yang lokasinya berada di daerah Gianyar Bali.

"Dengan adanya bahan baku anggur dan diproduksi di dalam negeri secara otomatis juga akan mengangakt ekonomi masyarakat tempatan," kata Agustinus.

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua