Nasional

Bonus Demografi, Ma'had Al Jamiah, dan Optimisme Indonesia Emas 2045

Menag bersama Rektor IAIN Lhokseumawe (Foto:Rikie)

Menag bersama Rektor IAIN Lhokseumawe (Foto:Rikie)

Lhokseumawe (Kemenag) --- Menteri Agama Fachrul Razi mengatakan para ahli meramalkan bahwa Indonesia akan mendapatkan berkah dari “bonus demografi” pada tahun 2045.

Di tahun tersebut, angka usia produktif 15-64 tahun akan lebih besar daripada usia yang tidak produktif (usia 0-15 tahun dan usia 64 ke atas).

"Berkah ini akan mengantarkan pada Indonesia emas 2045, jika kita mampu mengelola sumber daya manusia dengan baik. Sebaliknya, jika kita tidak mampu mengelolanya dengan baik, justru akan mendatangkan musibah, menjadi beban negara karena tidak produktif," kata Menag, Jumat (11/12)

Pandangan ini disampaikan Menag saat mengisi Orasi Ilmiah Wisuda Sarjana S2 dan S1 angkatan ke IV IAIN Lhokseumawe.

Berdasarkan survei The Mc Kinsey Global Institute, lanjut Menag, Indonesia diprediksi pada 2035 akan menempati peringkat ke-7 ekonomi dunia, setelah China, Amerika Serikat, India, Jepang, Brazil, dan Rusia. Perekonomian Indonesia akan ditopang oleh empat sektor utama, yaitu bidang jasa, pertanian, perikanan, serta energi.

Lahirnya kalangan muda yang produktif, professional, memiliki skill dan knowledge yang mumpuni serta critical system thinking yang bagus, sangat diperlukan. Apalagi, kelompok milenial Indonesia dikenal sangat akrab dengan media sosial dan juga sangat kreatif.

"Dalam konteks ini, IAIN Lhokseumawe diharapkan dapat menjadi sarana efektif untuk menyambut optimisme kita semua, menyambut Indonesia emas 2045," ujar Menag.

"Serta menyambut masa depan Indonesia, melalui penyediaan kualitas layanan pendidikan tinggi yang mampu menjawab kebutuhan generasi anak zaman," sambungnya.

Dijelaskan Menag, ikhtiar mewujudkan lembaga pendidikan tinggi keagamaan yang berkualitas menjadi keniscayaan; apalagi di tengah kebutuhan untuk mengintegrasikan ilmu-ilmu sains, teknologi dan humaniora dengan ilmu-ilmu keislaman. Pada saat yang sama, diperlukan juga upaya mengintegrasikan antara nilai-nilai keagamaan (religiusitas) dengan nilai-nilai kebangsaan.

"Di sinilah pentingnya keberadaan Ma’had Al-Jami’ah sebagai pendidikan berasrama (boarding) yang membekali pemahaman dan nilai-nilai keagamaan kepada para mahasiswa selama 24 jam per hari," kata Menag.

Ditambahkan Menag, bagi mahasiswa yang mengambil prodi-prodi umum, maka Ma’had Al Jamiah akan membekali mereka dengan pengenalan dan semangat keagamaan yang baik.

Sementara bagi yang mengambil prodi-prodi Islamic Studies, Ma’had Al Jamiah akan menggodok mereka menjadi tafaqquh fiddin. Ma’had juga akan menjadi tempat persemaian terbaik nilai-nilai dan praktik moderasi beragama. Pemahaman Islam yang terbuka, damai, dan toleran akan menjadi asupan penting bagi mahasiswa.

"Saya ingin mengajak kepada para pimpinan IAIN Lhokseumawe dan PTKIN pada umumnya, agar mampu meng-upgrade institusinya sebagai pusat kajian Islam moderat yang memperhatikan khazanah dan keragaman bangsa," tandas Menag.

Hadir dalam wisuda ini, Wakil Walikota Lhokseumawe, Rektor IAIN Lhokseumawe, Forkopimda, Stafsus Menag dan Sekretaris Menteri Agama.

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua