Nasional

Buka PPMN III, Menag Minta Pramuka Madrasah Pegang Teguh Tri Satya

Bangka Tengah (Kemenag) --- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin membuka Perkemahan Pramuka Madrasah Nasional (PPMN) III di Bangka Belitung.

Di hadapan jajaran pimpinan Kwartir Nasional, Jajaran Pemprov Babel, dan Pemda Bangka Tengah, serta ribuan Pramuka madrasah, Menag menegaskan tentang pentingnya implementasi nilai-nilai Tri Satya Pramuka.

"Saya minta Tri Satya Pramuka harus dipegang teguh. Tri Satya jangan sampai kalah populer dengan Dasadhrama pramuka," tegas Menag di Bangka Tengah, Selasa (16/05).

Trisatya dikenal sebagai komitmen dan konsensus yang menjadi janji setiap pramuka. Sesuai namanya, Tri Satya terdiri dari tiga janji setia. Menag bahkan lantang membacakan ketiganya:

Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh :
1. Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan dan Negara Kesatuaan Republik Indonesia.
2. Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat.
3. menepati Dasa Dharma.

"Saya minta, khususnya di jajaran pramuka madrasah, trisatya untuk selalu diikrarkan sebagai sebuah janji sehingga tiga point tersebut senantiasa tidak hanya ada di ingatan kolektif kita, tapi juga bisa terimplementasikan dalam kehidupan keseharian kita," tukas Menag.

Menurut Menag, butir pertama D Tri Satya menegaskan komitmen pramuka untuk menjalankan kewajiban terhadap Tuhan, NKRI, dan mengamalkan Pancasila.

"Pendahulu dan pendiri bangsa kita sangat arif. Mereka menyatukan yang tidak terpisahkan, antara kewajiban menjalankan perintah Tuhan, menjaga NKRI, dan mengamalkan Pancasila," ucapnya.

"Ini relevan karena kita sebagai sebuah bangsa menghadapi tantangan tidak sederhana," sambungnya.

Sebagai bangsa, lanjut Menag, di tengah keragaman, pramuka madrasah harus senantiasa memiliki komitmen yang menjadi kesepakatan bersama. Bahwa kehidupan berbangsa dan bernegara itu berdasarkan Pancasila dalam wadah NKRI.

Menag mengingatkan, Pancasila dan NKRI adalah konsensus bersama dan sebagai muslim terikat dalam kesepakatan yang sudah dibuat.

"Almuslimuuna 'alaa syuruuthihim illaa syarthan harrama halaalan wa syarthan ahalla haraaman. Muslim terikat pada kesepakatan yang telah dibuat, kecuali kesepakatan itu berisi sesuatu yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan hal yang sesungguhnya haram," kutip Menag.

Ditegaskan Menag, Pancasila dan NKRI adalah konsensus yang sejak dulu dibuat pendahulu kita dan menjadi kewajiban kita mentaatinya dan memeliharanya. "Saya minta seluruh kepala pembina di madrasah agar trisatya senantiasa diikrarkan dalam setiap acara kepramukaan kita," tuturnya.

Butir kedua tristya, kata Menag, mendorong sesama untuk hidup dalam membangun masyarakat, bukan meruntuhkan sendi masyarakat. Sebab, masyarakat hidup di rumah milik bersama, yaitu NKRI.

"Sebagai warga bersama, kita miliki hukum yang harus dipatuhi bersama. Mudah-mudahan semua kita mampu memegangi komitmen tersebut," tandasnya.

Menag menutup sambutannya dengan sebuah pantun:

Bila sudah namanya cinta
Hari terasa berbunga-bunga
Bila sudah namanya Pramuka
Pasti membela NKRI dan Pancasila

(mkd/mkd)

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua