Nasional

Catat, Hasil Uji Pengetahuan PPG Diumumkan Awal Oktober

FGD Analisis Butir Soal UPG PPG 2023 di Bandung

FGD Analisis Butir Soal UPG PPG 2023 di Bandung

Bandung (Kemenag) --- Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag) hampir menyelesaikan penilaian hasil Ujian Pengetahun Pendidikan Profesi Guru (UP PPG). Direktur Perguruan Tinggi Islam (Diktis) Ditjen Pendidikan Islam Ahmad Zainul Hamdi menginformasikan bahwa hasil UP PPG akan diumumkan pada awal Oktober 2023.

UP PPG ini berlangsung pada 9 September 2023. Total ada 16.717 guru yang mengikuti UP PPG yang digelar secara daring dan dipusatkan pada 10 Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). Ke-10 LPTK tersebut adalah UIN Alauddin Makassar, UIN Mataram, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, UIN Raden Fatah Palembang, UIN Sunan Ampel Surabaya, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, UIN Sunan Kalijaga Jogyakarta, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, UIN Walisongo Semarang, dan IAKN Ambon.

Sebanyak 16.717 guru itu terdiri atas: 7.660 guru madrasah; 8.087 guru PAI pada Sekolah; 385 guru Bimas Kristen; 566 guru Bimas Katolik; 16 guru Bimas Hindu; dan 3 guru Bimas Buddha.

“Pemeriksaan hasil UPPPG sudah hampir final. Kita upayakan bisa diumumkan pada awal Oktober 2023,” terang Ahmad Zainul Hamdi saat memberikan arahan pada kegiatan Analisis Butir Soal Uji Pengetahuan (UP) PPG di Bandung, Selasa (19/9/2023).

Giat ini diikuti Panita Nasional Ujian Kompetensi Mahasiswa (UKM) PPG Kemendikbudristek, UIN Sunan Gunung Djati Bandung selaku Koordinator UKMPPG Kementerian Agama dan para pihak yang terkait penyelenggaraan UKMPPG

“Kami terus berkomitmen agar penyelenggaraan program Pendidikan Profesi ini berjalan profesional dan akuntabel,” sambungnya.

Menurut pria yang akrab disapa Ahmad Inung ini, UP PPG menjadi bagian dari upaya Kemenag meningkatkan kapasitas guru. UP PPG sekaligus menjadi sarana mengevaluasi tingkat pemahaman pengetahuan, keterampilan, dan perilaku, serta berbagai kompetensi lainnya dari peserta didik PPG. UP PPG juga diikuti guru yang memiliki keterbatasan (disabilitas).

"Mekanisme UP didesain memberikan kekhususan pada guru tunanetra," sebutnya.

Ahmad Inung berharap, UP PPG yang berkualitas, menghasilkan guru profesional. Yaitu, guru yang tidak sekedar membantu siswa dalam hal akademik, tetapi juga menopang siswa untuk dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sebagai insan yang bermartabat.

Evaluasi Butir Soal

Ditambahkan Ahmad Inung, pihaknya saat ini tengah melakukan analisis butir soal UP PPG. Langkah ini dilakukan untuk menguji kembali secara lebih komprehensif terkait reliabilitas setiap butir soal UP.

“Sehingga soal yang merupakan alat ukur ini tidak hanya valid namun reliable dengan kondisi kompetensi guru-guru yang mengikuti UP,” sebut Ahmad Inung yang juga Ketua Panitia Nasional PPG Kementerian Agama.

Soal UP PPG yang berlangsung pada September 2023, kata Ahmad Inung, sudah memperhatikan aspek penilaian yang berkeadilan, terutama bagi guru berkebutuhan khusus, Eks PLPG, dan Retaker. Namun, proses evaluasi tetap perlu dilakukan untuk perbaikan ke depan.

“Analisis butir soal ini merupakan kegiatan yang sangat strategis karena dilakukan melalui analisa saintifik secara mendalam. Dari situ, diharapkan akan dihasilkan soal UP sebagai alat ukur yang valid dan reliable,” tegasnya.

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Fakry Hamdani menegaskan komitmennya untuk mengawal seluruh rangkaian UKM PPG hingga proses penetapan kelulusan secara nasional. Menurutnya, hasil analisa butir soal UP PPG akan segera diintegrasikan dengan Tim IT UKMPPG Kemendikbudristek.

“Laporan dari analisis butir soal akan segera kita laporkan kepada Ketua Panitia Nasinal Program PPG termasuk rencana pelaksanaan kegiatan di tahap berikutnya,” sebutnya.

Sekretaris Panitia Nasional PPG Kementerian Agama Mustofa Fahmi melaporkan bahwa soal UP PPG Periode I Tahun 2023 sudah sangat baik. Hasil analisis kualitas soal per paket mata pelajaran menunjukkan korelasi biserial negatif hanya terdapat pada 1 atau 3 butir di mata pelajaran tertentu saja. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa penggunaan gaya bahasa yang cenderung konvensional masih terjadi.

“Bagaimanapun, kredibilitas soal dan objektivitas hasil ini segera kita tindak lanjuti terutama dalam mengoptimalisasi kinerja tim penyusun soal dan reviewernya. Dalam waktu dekat, pihaknya akan berkoordinasi dengan Diktis dan Direktorat PAI untuk menentukan nama-nama tim penyusun maupun reviewer soal UP yang baru dan penambahan paket untuk UP Periode 2 nanti sesuai arahan Ketua Panitia Nasional,” tandasnya.


Editor: Moh Khoeron
Fotografer: Istimewa

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua