Nasional

Dari Arafah, Dubes Ajak Umat Islam Renungkan Esensi Khutbatul Wada Rasulullah

Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel

Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel

Arafah (Kemenag) - Jemaah telah melakukan perjalanan panjang menuju baitullah. Para dhuyufurrahman telah datang dengan penuh keamanan dan keselamatan ke Baitullah. Kalian telah memenuhi panggilan Allah menuju Baitullah.

Demikian kutipan syair yang disampaikan Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel di Arafah, Kamis (31/08).

"Di Arafah ini, 1428 tahun lalu. Tepatnya 10 Hijriyah dan tepatnya di atas Jabal Rahmah, Nabi Muhammad memberikan khutbah yang lalu dikenal khutbatul wada," ujar Dubes.

Dikatakannya, isi khutbah tersebut sangat layak direnungkan. Di atas Jabal Rahmah, Nabi Muhammad di tanggal 9 Zulhijjah 10H, memunculkan statemen dahsyat untuk kemanusiaan.

Wahai manusia dengarkan perkataanku. Sesungguhnya saya tidak tahu kemungkinan saya tidak akan berjumpa dengan kalian setelah tahun ini di tempat ini selamanya.

Wahai manusia, sungguh darahmu, hartamu, dan kehormatanmu adalah haram (tidak boleh mengalirkan darah seenaknya atas nama apapun, apalagi dengan pembajakan terhadap teks suci keagamaan sebagaimana terjadi akhir-akhir ini di negara konflik.)

"Pesan nabi, Islam sangat menghargai nyawa, harta dan harga diri. Sebagaimana kehormatan hari Arafah, bulan Zulhijjah di Kota Makkah yang suci ini," tuturnya.

Dari statemen Nabi itu, kata Dubes, bisa diambil kesimpulan bahwa pesan kenabian Nabi pada haji wada' (perpisahan) adalah pesan perdamaian dunia. Kita menghargai orang lain, mempertegas Islam sebagai agama Rahmat dan perdamaian untuk semua.

Menurutnya, statemen Menag dalam sambutannya di Arafah (bahwa menebarkan kedamain itu itu esensi ajaran Islam. Menjadi tugas muslim untuk senantiasa mewujudkannya di lingkungan masing-masing) merupakan pengharaman terhadap pengkoyakan nilai kemanusiaan.

"Ini sebuah pesan yang mesti direnungkan hari ini," tutur Agus.

Dubes melanjutkan, Nabi menegaskan bahwa Islam adalah agama yang menghargai persamaan. Islam yang sangat menghargai persamaan.

Wahai manusia. Sungguh Tuhanmu satu. Dan sungguh bapakmu satu. Anda sekalian ada karena Adam dan Adam terbuat dari debu. Semulia kalian adalah orang yang paling takwa. Tidak ada kelebihan bangsa Arab dari bangsa lain kecuali dengan takwa.

"Khutbah Nabi 1428 tahun lalu menekankan prinsip persamaan antar umat manusia," terangnya.

Dari sabda Nabi di Arafah ini, lanjut Dubes, kita dapat simpulkan bahwa Nabi ingin kita mempertegas Islam sebagai agama yang cinta damai, agama persahabatan dan persaudaraan, agama yang sangat menghargai keadilan dan agama persamaan.

"Antara Saudi dan Indonesia sudah ada kerjasama yang berisi: 1. Mempertegas dan menyebarkan Islam yg tawaauth dan itidal. 2. Sepakat memerangi ekstrimisme dan kekerasan antar sekte, madzhab dan agama di dunia,".

"Berharap doa jemaah haji, agar misi diplomatik Dubes Saudi utk menebar kedamaian untuk semua manusia yang ada di bumi terwujud," ujarnya.

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua