Nasional

Dedikasi Tanpa Batas, Petugas Sektor Terminal Hijrah Bekerja 17 Jam

Madinah (Kemenag) --- Waktu Arab Saudi menunjukkan pukul 15.40. Petanda matahari mulai turun perlahan ke ufuk Barat. Meski demikian, terik panas masih sangat terasa tajam menusuk kulit. Andai ingin melihat jelas, mata pun perlu dipicingkan.

Benar saja, aplikasi cuaca dalam smartphone masih menunjukan angka 50 derajat celcius. Dalam kondisi demikian, para petugas Daerah Kerja (Daker) Madinah Sektor Bir Ali dan Terminal Hijrah tetap menunaikan tugas.

Sektor Terminal Hijrah beroperasi di pinggir jalan utama Makkah menuju Madinah, tepatnya KM 9. Titik kumpul para petugas persis di depan bangunan bertuliskan Association Madinah Charity Warehouse: Madinah Gift. Tempat di mana bus yang melintas dapat mengambil snack box yang dibagi secara cuma-cuma.

Petugas tersebar di 3 titik. Titik pertama pada pos jaga bangunan permanen di pintu masuk. Tidak ada fasilitas apapun, kecuali kursi besi tua serta atap dalam ruangan 2x2 meter. Pos kedua di dalam bangunan terbuka beratap .

Pos ketiga, di arah pintu keluar. Petugas di pos ini hanya berlindung di bawah pohon yang tidak rimbun. Untuk mengurangi terik, mereka mengakalinya hanya dengan potongan kardus diletakkan di sela ranting pohon tempat mereka berteduh.

“Jadi kami berlindung di bangunan yang ada. Menyesuaikan dengan arah sinar matahari, berlindung di balik bangunan dan pepohonan,” ungkap Sekretaris Sektor Bir Ali dan Terminal Hijrah, Syafruddin Tanjung, saat ditemui di KM 9, Madinah, Arab Saudi, Rabu (13/9/2017).

Para petugas bekerja tak kenal lelah. Petugas Sektor Bir Ali dan Terminal Hijrah bekerja selama lebih dari 17 jam. “Kami berjumlah 15 orang yang terbagi dalam dua shift (tim A dan B). Mulai berangkat dari Kantor Daker Madinah pukul 09.00 WAS dan berakhir paling cepat pukul 02.00 hari berikutnya,” kata Syafruddin Tanjung seraya menginformasikan bahwa posnya memberlakukan sistem kerja sehari masuk dan sehari libur.

Memang pada tahun ini petugas Sektor Bir Ali dan Terminal Hijrah bekerja lebih berat. Pada tahun sebelumnya, terang Syafruddin Tanjung, ada kontainer besar yang disulap menjadi kantor sekaligus tempat berlindung. Namun tahun ini, kontainer sudah digusur untuk pembangunan Terminal Hijrah. Sehingga, sektor ini sama sekali tidak memiliki tempat beristirahat.

Pada masa pra-Armina, petugas di Sektor Bir Ali memastikan jamaah berihram sempurna dan mengambil miqot umrah quddum. Sedang di Terminal Hijrah, petugas mencatat data kedatangan bus. Lalu, mereka menginformasikannya kepada petugas sektor atau pemondokan melalui Bravo (handy talkie). Agar para petugas di Sektor pemondokan dapat bersiap menyambut kedatangan para jemaah.

“Kami laporkan kloter berapa yang sudah datang melalui Bravo. Ini supaya petugas sektor pemondokan yang dituju bisa segera menyiapkan hotelnya. Begitu juga dengan katering,” ucap Letnan Kolonel dari kesatuan Kostrad di Gambir tersebut.

Ditanya berapa lama bus sampai ke hotel tujuan, dia mengatakan, jamaah akan sampai di pemondokan sekitar 20 menit setelah check point di Terminal Hijrah. Jarak terminal ini ke Kota Madinah sekitar 23 kilometer.

Udung Nurrahman, anggota Perlindungan Jamaah (Linjam) Sektor Sektor Bir Ali dan Terminal Hijrah menambahkan, untuk mengusir panas, seperti jamaah, mereka membekali diri dengan sejumlah alat perlindungan.

“Kami pakai payung, semprotan air untuk muka, dan membawa minum yang banyak. Paling panas sinar matahari kami rasakan pada pukul 13.00–14.00 WAS,” katanya tersenyum.

Semoga amal perbuatan para petugas dalam melayani Tamu-tamu Allah mendapat balasan kebaikan dari Allah Subhanallu wa Ta’ala. Amiin.

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua