Nasional

Dialog Penting Untuk Terwujudnya Perdamaian

Jakarta (Pinmas) – Delegasi Republik Indonesia dan Republik Serbia mengakui, dialog antar umat beragama perlu dilakukan demi tercapainya keharmonisan. Dialog itu sendiri merefleksikan keinginan kedua negara ini untuk hidup rukun, damai, dan toleran.

“Kami yakin dialog sangat penting bagi terwujudnya perdamaian dunia,” kata Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Bahrul Hayat pada pembukaan Indonesia-Serbia Bilateral Interfaith Dialogue (ISBID) II di kantor Kemenag Jalan MH Thamrin, Jakarta, Rabu (23/10).

Bagi Indonesia, kata Sekjen, kegiatan interfaith dialog merupakan implementasi dari tujuan negara Indonesia sebagai tercantum dalam konstitusi bahwa, Indonesia melaksanakan ketertiban dunia yang berdasar kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

“Kegiatan dialog ini juga penting untuk memperkuat pemahaman keagamaan yang menjunjung tinggi toleransi,” imbuhnya.

Di sisi lain, Indonesia sebagai negara yang kompleks jumlah penduduk dan perbedaan agamanya namun tetap menjadi negara kesatuan, dinilai mereka bisa dijadikan sebagai contoh bagi mereka untuk membangun sistem kerukunan.

ISBID II yang berlangsung 22-26 Oktober diikuti peserta dari kalangan pemerintah dan pemuka agama, Hadir Dirjen Informasi dan Diplomatik Publik AM Fachir dan Duta Besar RI untuk Serbia Semuel Samson. Sebelum acara dialog, delegasi Serbia terlebih dahulu menemui Menko Kesra Agung Laksono dan Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar. Adapun ISBID I diselenggarakan tahun 2011 di Beograd, ibukota Serbia.

Ketua Delegasi Serbia, Mileta Radojevic mengatakan hubungan yang erat antara Jakarta-Beograd telah dimulai tahun 50-an saat negara ini masih bernama Yugoslavia. “Kerjasama berlangsung dalam segala bidang kecuali bidang keagamaan. Kini saatnya dimana kekosongan itu dapat diisi,” ujar Mileta.

Dengan total populasi penduduk hanya sekitar 7 juta orang, negara pecahan Yugoslavia itu memiliki populasi agama yang beragam. Variasi agama mereka terdiri Kristen Ortodoks (80%), Katolik Roma (50%), Kristen Protestan (5%), Islam (3,5%), Yahudi (0,1%) dan sisanya lain-lain. (ks/dm).

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua