Nasional

Dirjen Bimas Kristen Saur Hasugian: Mari Sadar dalam Segala Hal

Bandung(Pinmas) - Dalam rangka memajukan masyarakat, umat Kristen Protestan diimbau meningkatkan partisipasi dalam pembangunan bangsa. Terutama, mengoptimalkan "kesadaran" dalam segala hal.Demikian dikemukakan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen Kementerian Agama (Kemenag) Dr Saur Hasugian, saat meresmikan Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Bandung Barat, di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (6/4). "Sebagai umat yang religius, kita harus sadar dalam segala hal. Seperti sadar membayar pajak, sadar memberi persembahan kepada gereja, sadar mengasihi sesama, sadar untuk melestarikan lingkungan, dan sebagainya," ujar Dirjen Bimas Kristen.

Hadir dalam acara itu, Pimpinan HKBP se-Indonesia atau Ompui Ephorus HKBP Pendeta Willem TP Simarmata, Wali Kota Bandung Dada Rosada, Ketua Tim Penggerak PKK Kota Bandung Nani Dada Rosada, dan Ketua Panitia Pembangunan Gereja HKBP Bandung Barat R Hutabarat. Saur Hasugian juga menyatakan kebanggaannya kepada komunitas HKBP sebagai warga yang menghargai perbedaan, pluralisme, dan hidup damai di tengah-tengah masyarakat yang majemuk. "Mari kita junjung tinggi toleransi dan kerukunan sebagai lembang negara kita yang tegas mencantumkan Bhinneka Tunggal Ika, yang artinya 'berbeda-beda tapi tetap satu'," ucapnya. Menurut dia, dari 323 organisasi gereja induk (sinode) di seluruh Indonesia, HKBP merupakan gereja dengan jumlah warga terbesar, sehingga pengaruhnya juga sangat diperhitungkan.

Pendeta Willem TP Simarmata mengatakan, HKBP merindukan pemimpin yang menghormati keberagaman. Dia meyakini Wali Kota Bandung menerima umat Nasrani di kotanya sebagai bagian tak terpisahkan dari penduduk lainnya. Ompui Ephorus pun mengajak masyarakat HKBP untuk mewujudkannya sebagai berkat bagi daerah itu. Bandung Agamis Dalam sambutannya, Wali Kota Dada Rosada mengatakan, pembangunan gereja merupakan salah satu implementasi dari program Bandung Agamis, yaitu Bandung sebagai rumah bersama antara Muslim dan non-Muslim, Sunda dan non-Sunda, dan Bandung sebagai miniatur Negara Republik Indonesia (NKRI). "Ini sebagai implementasi dari Bandung Agamis, kita tidak saling mengganggu kegiatan ibadah masing-masing," ucapnya. Lebih lanjut, dia menjelaskan, Gereja HKBP Bandung Barat telah mendapat izin dari Pemerintah Kota pada tahun 2009.

"Berarti, sudah tak ada permasalahan lagi dengan warga sekitarnya. Sekarang tinggal bagaimana internal HKBP dan ekternal dengan warga sekitarnya menjaga hubungan baik ini," ujarnya. Dada berharap, kerukunan umat beragama tetap dijaga. "Karena tanpa kerukunan, kesejahteraan tidak akan tercapai. Yang penting kerukunan ini harus tetap kita jaga," katanya. Dada juga mengapresiasi warga Bandung yang telah bersama-sama menjaga keamanan dan kondusivitas kota. "Saya ucapkan terima kasih kepada warga yang telah menjaga kondisi wilayah kita sehingga aman dan tenteram, dan kita dapat meningkatkan kesejahteraan," ucapnya. Sebelumnya, Praeses HKBP Distrik XVIII Jabartengdiy Pdt T Djosmar Sinaga, memimpin ibadah peresmian dengan khotbahnya.

Gereja HKBP yang terletak di Jalan Suryani Dalam 51, itu, didirikan pada hari Minggu, 19 November 1972, ketika ibadah pertama dilakukan di Jl Halteu, Bandung yang dipimpin Pdt Faber Simatupang (pengkhotbah) dan St Sormin (liturgis). Saat itu, jumlah jemaat hanya 20 kepala keluarga (KK), dan kini sudah mencapai 1.300 KK yang dilayani Pdt Dr Plaston Simanjuntak sebagai pendeta resort. (Yudhiarma)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua