Nasional

Dua Kakek dari Kloter 13 Palembang Dipalak Temus Bandara

Jeddah (Pinmas) — Mendekati puncak haji tahun 1435H/2014M kondisi bandara internasional King Abdul Aziz semakin padat. Termasuk juga plaza kedatangan jamaah calon haji Indonesia, karena jeda pada kedatangan jamaah gelombang kedua hanya berkisar 30 menit.

Dengan padatnya jadwal kedatangan jamaah calon haji menjadikan petugas Panitia Penyelanggara Ibadah Haji biasanya mulai kewalahan menangani beberapa jamaah yang membutuhkan perhatian khusus, seperti orang tua dan orang sakit.

Panitia sudah menyiapkan mobil golf dan kursi roda dengan tenaga kesehatan yang cukup banyak untuk membantu jamaah tua dan yang sakit. Tetapi selain petugas yang dari Indonesia, pihak bandara juga mempekerjakan tenaga musiman (Temus) dari Philipina, Mesir dan Banglades

Dalam jam sibuk seperti ini biasanya akan digunakan oleh oknum temus dari negara lain untuk melakukan penipuan atau pemerasan, seperti yang dialami oleh dua jamaah tua dari kloter 13 Palembang, Minggu (21/9).

Sukardi Illias Joyodiharjo jamaah calon haji asal Banyuasin Sumatera Selatan, sesaat setelah keluar dari imigrasi karena jalannya terseok-seok kemudian dibantu dengan kursi roda yang didorong oleh Temus asal filipina. Sebelum sampai di plaza kedatangan jamaah haji Indonesi, dimintai uang secara paksa oleh pelaku. Akhirnya kakek 83 tahun ini memberikan uang 200 ribu rupiah.

Kasus yang lain juga menimpa Zulkarnain (74 tahun) jamaah asal Sekayu Sumatera Selatan. Kejadiannya hampir sama, Temus dari Filipina ini membantu mendorong kursi roda yang dinaiki oleh istrinya yang sakit, Sarita (68 tahun) sebelum sampai plaza kedatangan meminta imbalan, sang Kakek memberikan imbalan 100 ribu rupiah.

Saat petugas melihat kejadian tersebut langsung melaporkan ulah tenaga musiman itu ke polisi bandara, karena diduga sehari sebelumnya pelaku telah melakukan tindakan yang sama. Akhirnya polisi membawa pelaku untuk diperiksa lebih lanjut.

Sekretaris Daker Jeddah, Arfi Hatim menjelaskan bahwa kemungkinan telah banyak kejadian seperti ini. “Ini semua untuk shock topsi penyerapy. Kami tengah negosiasi dengan pihak keamanan untuk masalah ini supaya jemaah lain tidak mendapat perlakuan serupa,” kata Sekretaris Daerah Kerja Jeddah, Arfi Hatim.

Afri menjelaskan bahwa kepolisian menawarkan dua alternatif penyelesaian masalah ini yaitu uang korban tidak dikembalikan tetapi si pelaku dideportasi atau uang dikembalikan dan pelaku membuat surat pernyataan, petugas minimal memilih.

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua