Nasional

Garis  itu Jadi Pemandu  Jalan Siswa Difable

Kenichi,  menyusuri guiding block yang baru dipasang di MTs N 19 Jakarta. (foto: istimewa)

Kenichi, menyusuri guiding block yang baru dipasang di MTs N 19 Jakarta. (foto: istimewa)

Jakarta (Kemenag) --- Senin (19/10) pagi, seperti biasa aku memasuki gerbang madrasah tercinta, Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTSN) 19 Jakarta. Aku keluarkan tongkat yang biasa menemani untuk tapaki halaman madrasah yang datar dan berbatu itu.

Menuju ruang kelas, ada hal yang kurasa berbeda pada injakanku. “Ah, kulalui tanpa pikir dan bertanya pada teman di sekitarku ,” desisku pagi itu. Meski penasaran, aku tetap berlalu menuju ruang kelas.

Tak lama kemudian, imbauan untuk berkumpul di halaman madrasah terdengar, diiring suara deru tapak sepatu. Aku pun segera beranjak, kumpul teman-teman di halaman sekolah untuk rutinitas Senin pagi, upacara bendera.

“Ini seperti garis pemandu jalan waktu aku di sekolah dasar ,” gumamku dalam hati saat kembali menginjak garis itu.

Upacara berjalan seperti biasa. Kudengar derap langkah pengibar bendera yang kompak dan nyanyian lagu Indonesia Raya yang khidmat.

Tak lama berselang, amanat Kepala Madrasah Retno Dewi Utami terdengar. Beliau umumkan kalau MTsN 19 kini dilengkapi pemandu jalan bagi siswa difable. Pemandu jalana berupa garis ini baru selesai pengerjaannya.

Guiding Block atau jalur taktil yang dipasang sepanjang koridor kelas pada MTs N 19 Jakarta

Guiding Block atau jalur taktil dibuat dengan tujuan sebagai sarana penunjang siswa difable di MTsN 19 Jakarta. “Hem, benar rasaku tadi,”gumamku lagi dalam hati.

Aku, Kenichi Satria Kaffah, salah satu siswa kelas 9 penyandang tuna netra yang ada di MTsN 19 Jakarta. Aku bersama teman-teman tuna netra lainnya, Atilla (kelas 9) dan Safitri (kelas 8) yang akan memanfaatkan jalur taktil tersebut.

Masih kuingat, jalur semacam itu ada di sekolah dasar tempat dulu aku belajar, yang kebetulan adalah Sekolah Luar Biasa (SLB). Kini, jalur itu ada di madrasah tempat ku menimba ilmu, MTs N 19 Jakarta. “Ya…garis itu kini jadi pemandu jalanku,” ujarnya.

Sementara Kepala Madrasah melanjutkan penjelasannya mengenai Guiding Block. “Garis kuning panjang menandakan aman untuk berjalan dan garis kuning berbentuk bulat-bulat menandakan harus berhenti,” terangnya.

“Jalur ini membentang di sepanjang teras dan halaman yang dilalui. Dengan adanya garis ini siswa berkebutuhan khusus dapat melalui jalan menuju ruang kelas, ruang guru, toilet dan kantin tanpa pendampingan lagi,” lanjut Kepala MTsN 19 Jakarta Retno Dewi Utami.

Rasanya senang berada di MTs N 19 Jakarta. Madrasah ini memberikan fasilitas yang menjadi kebutuhan kami, siswa penyandang tuna netra agar nyaman menuntut ilmu di sini. Guiding Block yang biasa kukenal dengan braile block, sangat membantu kami berjalan tanpa pendampingan lagi. Garis jalur taktil ini adalah pemandu jalan ku di tempat aku menggapai cahaya masa depan, MTs N 19 Jakarta. (Santy Martha)

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua