Nasional

Hadiri Haul KH Ali Maksum, Menag Kenang Pemilihan Rais Am PBNU 1981

Yogyakarta (Pinmas) —- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menghadiri haul ke-26 wafatnya salah satu pengasuh Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak yang juga mantan Rais ‘Am Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ali Maksum, Yogyakarta, Sabtu (28/02) malam.

Dalam sambutannya, Menag mengaku sebagai pengagum KH Ali Maksum. Menurutnya, KH Ali Maksum adalah penjuang NU yang ikhlas dan tawadlu’. Lebih dari itu, KH Ali Maksum merupakan ulama yang sangat dirindukan oleh kita semua. “Kehadiran ribuan jamaah di sini membuktikan kecintaan kita kepada KH Ali Maksum,” kata Menag di hadapan ribuan jamaah yang hadir.

Tampak hadir juga Pengasuh Pondok Pesantren Sarang Rembang, KH Maimun Zubair, KH Haidar Idris dari Wonosobo, dan Kakanwil Kemenag Provinsi Yogyakarta Masykul Haji. Menag sendiri didampingi Kabag TU Pimpinan Khairul Huda, Staff khusus Menag Ali Zawawi, Kasubdit Santri Dit. Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Ahmad Zayadi, serta Kasubdit Ketenagaan DIt. Pendidikan Tinggi Islam Imam Syafei..

Tentang ketawadlu’an KH Ali Maksum, Menag mengenang peristiwa pemilihan Rais ‘Am pada Muktamar PBNU di Kaliurang. Saat Munas NU tahun 1981 di Kaliurang, kisah Menag, KH Ali terpilih menjadi Rais Am PBNU, menggantikan KH Bisri Syansuri. Namun, beliau menolak menjadi Rais Am, karen merasa tidak pantas menerima amanah itu. Padahal saat itu, salah satu tokoh dan ulama NU, KH Ahmad Siddik, mengatakan tidak ada yang pantas jadi Rois Am selain KH Ali Maksum.

KH Ali Maksum bahkan sampai menangis, karena merasa tidak pantas untuk menduduki posisi sebagai Rois Am. “Namun atas permintaan dari berbagai ulama, KH Ali Maksum menerima dengan catatan hanya 1 periode saja. Begitulah ketawaduan/kerendahan hati KH Ali Maksum,” papar Menag.

“Sesungguhnya aku telah diberikan kekuasan oleh kalian semua. Maka jika kalian lihat aku berprilaku bengkok atau tidak lurus, maka tegakkanlah. Jika aku tetap berprilaku bengkok, maka campakkanlah aku di kotoran,” demikian dikatakan KH Ali Maksum sembari menangis pada pidato pertamanya sebagai Rais ‘Am yang dikisahkan kembali oleh Menag. Catatan sejarah ini bahkan sudah diabadikan dalam buku Mengenal 26 Ulama, Menapak Jejak Mengenal Watak yang diterbitkan oleh Yayasan Saifuddin Zuhri.

Nahdlatul Ulama tahun ini akan kembali mengadakan Muktamar di Jombang. Menag berharap, akan muncul sosok-sosok seperti KH Ali Maksum yang akan menjadi pemimpin organisasi Islam terbesar di Indonesia ini. Sosok yang diakui kealimannya, keikhlasannya, dan kerendahhatiannya sehingga dirindukan oleh umat untuk memimpin organisasi ini.

Menag berharap pemilihan para pemimpin PBNU pada muktamar tersebut bisa kembali dilakukan secara aklamasi. Harapan ini pun diamini secara serentak oleh ribuan jamaah yang hadir. (Arief/mkd/mkd)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua